Studi Kohort: Kadar Pai-1 Pada Pasien Kanker Paru Yang Mendapat Kemoterapidan Dievaluasimenggunakan Recist (Response Evaluation Criteria In Solid Tumor)

Main Author: Myrnasari, Ria Siska
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/165585/
Daftar Isi:
  • LatarBelakang:Kankerparumerupakanpenyakitkeganasanterseringdi duniadiantarasemuapenyakitkanker. Kematian kanker paru disebabkan karena terdiagnosis pada stadium lanjut dan kurangnya respon terhadap kemoterapi. Biomarker untuk memantau respon terapi penting untuk ketahanan hidup lebih baik. PeningkatankadarPAI-1berhubungan dengan stadium penyakit, metastasis, dan prognosis kankerparu. Pemberiankemoterapipadapasienkankerparudidugadapatmenurunkankadar PAI-1. Tujuan:MengukurkadarPAI- 1padapasienkankerparusebelumdansetelahkemoterapisiklus ke-3 dan/atau ke-6.Metode: StudikohortmengukurkadarPAI-1denganteknik ELISA pada 18 pasienkankerparu stadium III atau IV yang belummendapatkemoterapidansetelahkemoterapisiklus ke-3; dan9 pasiensetelahkemoterapisiklus ke-6. Responskemoterapidievaluasimenggunakan RECIST.Hasil: Rerata kadar PAI-1setelahkemoterapisiklus ke-3(1,951 ± 0,354ng/ml)danke-6(1,647 ± 0,495ng/ml)menurun secara tidak signifikan dibandingkansebelumkemoterapi(2,151 ± 0,564ng/ml)(p = 0,39). Terdapathubunganyang tidak signifikan kadarPAI- 1sebelumdansetelahkemoterapisiklus ke-3 berdasarkankelompok RECIST (partial response(p = 0,918), stable disease (p = 0,465), danprogressive disease (p = 0,157)). SertaPAI-1sebelumdansetelahkemoterapisiklus ke-6 berdasarkankelompok RECIST (partial response(p = 0,201), danprogressive disease (p = 0,33)). Kesimpulan: KadarPAI-1pada pasien kanker paru setelahkemoterapilebih rendah meskipun tidak signifikan dibandingkan sebelum kemoterapi. Dan ada perbedaan kadarPAI-1namun tidak bermakna setelah kemoterapi denganRECIST.