Hubungan Polimorfisme Interleukin 17f Rs 763780 Dengan Kerentanan Terhadap Tuberkulosis Paru Dan Tuberkulosis Paru Resisten Obat Di Malang Indonesia
Main Author: | Putra, Wayan Wahyu Semara |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/165583/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Tuberkulosis paru dan tuberkulosis paru resisten obat merupakan masalah kesehatan dunia. Dari semua orang yang terinfeksi tuberkulosis hanya sebagian kecil berkembang menjadi sakit tuberkulosis. Masih belum jelas penyebab mengapa seseorang yang terinfeksi tuberkulosis bisa menjadi sakit sementara yang lainnya bisa bertahan dari infeksi tersebut. Faktor genetik dipercaya mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap infeksi tuberkulosis. Interleukin 17 merupakan sitokin yang terlibat pada fase akut dan kronis. Sitokin ini berperan penting dalam pathogenesis infeksi tuberkulosis. Tujuan: Mengetahui hubungan polimorfisme interleukin 17F rs 763780 dengan kerentanan terhadap tuberkulosis paru dan tuberkulosis paru resisten obat. Metode: Penelitian case control dari September 2017 sampai Januari 2018 melibatkan 80 orang yang terdiri dari 27 penderita tuberkulosis paru, 27 penderita tuberkulosis paru resisten obat dan 26 subjek sehat di Malang Indonesia. Analisis genotip menggunakan metode RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism). Hasil: Individu dengan alel C meningkatkan kerentanan terhadap tuberkulosis paru (OR 15.1; 95% CI = 3.55 – 64.21) dan tuberkulosis paru resisten obat (OR 6.61; 95% CI = 1.96 – 22.27). Genotip CC (homozigot) lebih beresiko lebih besar 3 kali lipat dibanding genotip CT (heterozigot) pada kelompok tuberkulosis paru sensitif obat, sedangkan pada kelompok tuberkulosis resisten obat resiko genotip CC meningkat 6 kali lipat dibandingkan genotip CT. Kesimpulan: Polimorfisme IL-17F rs 763780 alel C meningkatkan kerentanan terhadap tuberkulosis paru dan tuberkulosis paru resisten obat.