Studi Kohort: Kadar Supar Pada Pasien Kanker Paru Yang Mendapat Kemoterapi Dihubungkan Dengan Respons Kemoterapi Menurut Recist

Main Author: Tauran, Adrianne Marisa
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/165580/
Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Kanker paru merupakan penyakit keganasan tersering di dunia, dengan angka kematian tertinggi di antara semua penyakit kanker. Ada kebutuhan biomarker yang mendesak dalam evaluasi tatatalaksana kanker paru. Peningkatan kadar soluble urokinase Plasminogen Activator Receptor (suPAR) berkorelasi positif dengan stadium penyakit, metastasis, dan prognosis kanker paru. Pemberian kemoterapi pada pasien kanker paru diduga dapat menurunkan kadar suPAR. Tujuan: Membuktikan perbedaan kadar suPAR pada pasien kanker paru sebelum dan setelah kemoterapi siklus ke-3 dan/atau ke-6. Metode: Studi kohort yang mengukur kadar suPAR dengan teknik ELISA pada 18 pasien kanker paru stadium III atau IV yang belum mendapat kemoterapi (suPAR1) dan setelah kemoterapi siklus ke-3 (suPAR2); dan 9 pasien setelah kemoterapi siklus ke-6 (suPAR3). Respons kemoterapi dievaluasi menggunakan Response Evaluation Criteria in Solid Tumors (RECIST). Hasil: Terdapat peningkatan yang tidak bermakna pada suPAR2 (7,181 ± 3,641 ng/ml), dan suPAR3 (9,591 ± 5,895 ng/ml) dibandingkan suPAR1 (7,042 ± 3,116 ng/ml) (p 0,569). Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara suPAR1 dan suPAR2 berdasarkan kelompok RECIST (partial response (p = 0,332), stable disease (p = 0,670), dan progressive disease (p = 0,694)). Tidak didapatkan pula perbedaan bermakna antara suPAR1 dan suPAR3 berdasarkan kelompok RECIST (partial response (p = 0,285), dan progressive disease (p = 0,293)). Kesimpulan: Tidak ada perbedaan kadar suPAR pada pasien kanker paru sebelum kemoterapi, setelah kemoterapi siklus ke-3 dan ke-6. Tidak ada perbedaan kadar suPAR pada pasien kanker paru setelah kemoterapi siklus ke-3 dan ke- 6 berdasarkan respons kemoterapi menurut RECIST.