Analisis Komparasi Prediksi Kebangkrutan dengan Metode Z-Score, S-Score dan X-Score (Studi pada Perusahaan Sektor Mining yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Periode 2012—2016)

Main Author: Prahastyo, Rizkha
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/165516/1/Rizkha%20Prahastyo.pdf
http://repository.ub.ac.id/165516/
Daftar Isi:
  • Masalah penjualan, perizinan, tenaga kerja dan hasil bahan tambang yang tidak sesuai menjadikan pendapatan yang diterima perusahaan tambang mengalami penurunan. Kondisi ini juga berakibat pada turunnya investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan pertambangan. Jika kondisi ini masih berlanjut dikhawatirkan perusahaan tambang mengalami kebangkrutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penilaian prediksi kebangkrutan dengan menggunakan metode Z-Score, S-Score dan X-Score pada Perusahaan Sektor Mining yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Periode 2012—2016. Selain itu akan dilakukan komparasi antara tiga metode kebangkrutan untuk mempermudah pemahaman akan tiga prediksi kebangkrutan ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian ini mendeskripsikan fenomena kebangkrutan dengan memprediksikannya menggunakan tiga metode prediksi kebangkrutan. Populasi yang diambil adalah 45 perusahaan sektor Mining yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2012—2016. Sampel yang didapatkan yaitu 12 perusahaan sektor Mining yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2012—2016. Hasil yang didapat setelah melakukan penelitian adalah bahwa setiap aspek dalam laporan keuangan sangat berpengaruh terhadap hasil penilaian setiap metode prediksi kebangkrutan. Metode Z-Score yang menggunakan aspek harta, hutang, modal dan laba perusahaan memiliki kepekaan terhadap perusahaan yang dalam kondisi bangkrut lebih banyak daripada metode S-Score dan X-Score. Saran dari penelitian ini adalah dalam penggunaan analisis prediksi kebangkrutan perusahaan harus mengedepankan semua aspek yang mungkin dapat digunakan sebagai acuan kondisi perusahaan, baik secara likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas dari perusahaan. Jika dalam analisis tersebut terjadi ketidakseimbangan dan dapat menyebabkan kebangkrutan, manajemen perusahaan harus siap untuk memperbaiki masalah-masalah yang menyebabkan kondisi tersebut. Perusahaan dapat melakukan inisiatif dengan menyeimbangkan aktiva lancar dan hutang lancar dalam menghasilkan modal kerja yang optimal yang berguna untuk meningkatkan laba perusahaan. Laba perusahaan yang meningkat akan berdampak pada kenaikan harga saham dan nilai ekuitas pasar.