Implementasi Strategi Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ibu dan Anak Melalui Program Gerakan Pendampingan Ibu Hamil Resiko Tinggi (Gerdaristi) (Studi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk)

Main Author: Mardhiasari, Amalia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/165488/1/Amalia%20Mardhiasari.pdf
http://repository.ub.ac.id/165488/
Daftar Isi:
  • Salah satu wujud pelaksanaan pembangunan adalah dengan pembangunan kesehatan ibu dan anak. AKI dan AKB adalah indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Upaya penurunan AKB dan AKI ini juga dilakukan di level daerah, salah satunya di Kabupaten Nganjuk dengan adanya program Gerdaristi. Hal ini dikarenakan AKI dan AKB sejak tahun 2010 hingga 2012 di Kabupaten Nganjuk selalu meningkat. Sejak pelaksanaan Gerdaristi tahun 2013, AKI dan AKB di Kabupaten Nganjuk secara berangsur-angsur menurun. Hal yang menarik untuk dikaji adalah bagaimana strategi pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak melalui program ini beserta faktor pendorong dan penghambatnya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah terkait administrasi publik, implementasi program, dan manajemen strategi termasuk didalamnya implementasi strategi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif di Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk. Sumber data berasal dari informan (staff Dinas Kesehatan dan Puskesmas, Tim Kesehatan, Kader Pendamping, dan Ibu Hamil Resiko Tinggi), teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data pendekatan kualitatif dari Miles, Huberman, dan Saldana. Implementasi trategi dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak melalui program Gerdaristi dilakukan dengan upaya menurunkan AKI dan AKB melalui pelaksanaan strategi operasional Gerdaristi, rancangan rencana istimewa dengan adanya rentang waktu pelaksaan serta pengintegrasian dengan program lain, alokasi sumberdaya manusia, sarana prasarana kesehatan, serta pembiayaan dari APBD/BOK/Dana Puskesmas, serta monitoring berkala dan pengendalian prosedur ANC Terpadu. Faktor pendukung pelaksanaan program adalah kesesuaian program dengan kebutuhan pemanfaat, tugas organisasi dan syarat yang diputuskan. Sementara faktor penghambat berasal dari keterhambatan informasi dan dukungan kader pendamping. Saran yang dapat direkomendasikan adalah tindak lanjut atas ibu hamil resiko tinggi yang tidak menjadi sasaran Gerdaristi pada tahun berjalan dikarenakan biaya pemeriksaannya yang tidak ditanggung pemerintah daerah dan yang pindah daerah, perlu diadakan pelatihan yang lebih intensif kepada kader pendamping, terutama saat sosialisasi awal, serta penyuluhan kepada keluarga ibu hamil resiko tinggi untuk mengurangi pengaruh mitos kehamilan yang beredar di masyarakat.