Optimasi Formula Pada Proses Pembuatan Serbuk Minuman Fungsional Berbasis Daun Miana (Coleus Blumei) Dengan Penambahan Kunyit Dan Jahe Sebagai Sumber Anthelmintik Menggunakan Response Surface Methodology

Main Author: Nurahmi, Savrida
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/165467/
Daftar Isi:
  • Penyakit cacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan parasit berupa cacing. Penggunaan obat cacing (anthelmintik) dari bahan kimia menimbulkan efek samping seperti gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, lemas, insomnia, alergi, serta resistensi obat-obatan. Penggunaan anthelmintik yang berasal dari alam memiliki efek samping yang relatif lebih kecil, lebih murah dan mudah diterapkan. Indonesia kaya akan tanaman herbal salah satunya adalah tanaman miana (Coleus blumei). Genus Coleus mengandung flavonoid, tanin, komponen fenol, dan komponen bioaktif yang memiliki aktivitas anthelmintik. Daun miana berpotensi untuk dijadikan serbuk minuman fungsional. Kombinasi bahan dapat menciptakan efek sinergis yang dapat menutupi kekurangan bahan lain. Rimpang kunyit (Curcuma longa) dan jahe (Zingiber officinale) dipilih sebagai bahan kombinasi karena menunjukkan aktivitas anthelmintik dari kandungan kurkumin, glikosida serta alkaloid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi bahan yang tepat sehingga dihasilkan serbuk minuman dengan kandungan fenol, flavonoid dan tanin paling tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah Mixture design D-optimal dengan proporsi simplisia daun miana menggunakan range 55% hingga 70%, simplisia kunyit menggunakan range 20% hingga 30%, serta simplisia jahe menggunakan range 5% hingga 15%. Kombinasi bahan menghasilkan 16 run percobaan. Analisis data dilakukan dengan program Design expert 7.1.5 kemudian dilakukan tahap verifikasi terhadap produk hasil perlakuan optimum. Hasil optimasi yang diprediksi oleh program menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk formulasi sebuk minuman adalah simplisia daun miana 55%, simplisia kunyit 30% dan simplisia jahe 15%. Hasil verifikasi menunjukkan total fenol serbuk minuman sebesar 21,71 mg GAE/g, flavonoid 14,94 mg QE/g dan tanin 5,83 mg TAE/g. Hasil analisis produk akhir memiliki karakteristik kadar air 6,51%, daya larut 97,30%, IC50 11.255 ppm, kecerahan (L*) 31,54, kemerahan (a*) 9,13, dan kekuningan (b*) 12,97. Pengujian secara in vitro menunjukkan bahwa serbuk minuman yang telah diseduh konsentrasi 2,5% menyebabkan kematian pada hewan coba berupa cacing pita setelah dilakukan perendaman selama 3,57 jam. Dosis 2,5% sebanyak 2x menyebabkan kematian pada waktu 2,18 jam. Dosis 2,5% sebanyak 3x menyebabkan kematian setelah 1,74 jam. Hasil Paired T-Test menunjukkan bahwa total fenol, kadar flavonoid, nilai IC50, kecerahan (L*), kemerahan (a*) serta kekuningan (b*) dari sebuk minuman hasil optimasi dengan serbuk minuman “Herba drink kunyit asam” komersial memberikan perbedaan yang signifikan. Sementara itu, kadar tanin, kadar air dan daya larut tidak berbeda nyata.