Perilaku Pengusaha Terhadap Risiko Usaha Pembibitan Cabai Rawit Di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang
Main Author: | Irawa, Yulius Fery Merki |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/165314/ |
Daftar Isi:
- Cabai rawit merupakan komoditi holtikulutura yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan masyarakat. Seperti halnya pengusaha bibit tanaman yang berada di Desa Dilem, yang merupakan salah satu desa yang berada di Malang Selatan tepatnya di Kecamatan Kepanjen. Salah satu permintaan bibit tanaman yang stabil atau tetap yaitu bibit cabai rawit. Bahkan ketika harga cabai rawit dipasar sedang tinggi atau mahal, harga bibit cabai rawit tetap dengan harga sama dan tidak mengalami kenaikan. Hal tersebut peluang baik dan menguntungkan juga untuk para pengusaha bibit di Desa Dilem. Setiap kegiatan usaha pada dasarnya pasti memiliki risiko, baik besar maupun kecil termasuk pada usaha pembibitan cabai rawit. Risiko dan ketidakpastian tersebut menjadi tolak ukur besar kecilnya keberanian untuk mengambil sebuah keputusan dalam menjalankan bisnis bibit. Perilaku pengusaha bibit dalam menghadapi risiko mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi produktivitas hasil usaha dan tingkat pendapatan yang diperoleh. Adanya fenomena tersebut menjelaskan bahwa perlunya dilakukan penelitian terkait analisis perilaku pengusaha dalam menghadapi risiko usaha pembibitan cabai rawit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang dihadapi oleh pengusaha bibit cabai rawit, menganalisis besarnya risiko yang dihadapi oleh pengusaha bibit cabai rawit, dan menganalisis perilaku pengusaha terhadap risiko usaha pembibitan cabai rawit di Desa Dilem. Data yang digunakan merupakan data primer yang diambil dari kegiatan wawancara kepada 16 responden pengusaha bibit cabai rawit di Desa Dilem. Data tersebut dianalisis menggunakan analisis data statistik deskriptif untuk mengetahui sumber-sumber risiko yang dihadapi oleh pengusaha bibit cabai rawit. Selain itu, data juga dianalisis menggunakan metode Coefisien Variasi (CV) dan Batas Bawah (L) untuk mengetahui besarnya risiko yang dihadapi dan menggunakan metode N-M Bernouli untuk mengetahui perilaku pengusaha terhadap risiko usaha pembibitan cabai rawit di Desa Dilem. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pada usaha pembibitan cabai rawit di Desa Dilem terdapat sumber-sumber risiko yaitu risiko input produksi, risiko proses produksi, dan risiko pasar. Risiko input produksi meliputi kualitas benih cabai rawit kurang baik, keterbatasan modal, dan harga benih cabai yang fluktuatif. Sumber risiko proses produksi terdiri dari hama tanaman yang menyerang dan perubahan cuaca. Sumber risiko pasar juga terdiri dari permintaan bibit cabai fluktuatif, banyaknya pesaing, strategi pemasaran yang kurang baik. Sesuai hasil penelitian diketahui bahwa nilai koefisien variasi sebesar 0,42 dari nilai keuntungan rata-rata dan batas bawah keuntungan sebesar 55.955,12488. Nilai koefisien dan batas bawah keuntungan tersebut menyatakan bahwa pengusaha bibit cabai rawit tidak memiliki risiko kerugian pada saat produksiii tetapi nilai koefisien tersebut masih mendekati 0,5 sehingga pendapatan yang diterima untuk dua bulan sekali tersebut belum optimal. Hasil analisis perilaku menunjukkan bahwa banyak dari responden berperilaku netral (risk neutral) terhadap risiko pada usaha pembibitan yaitu sebanyak 14 responden dengan presentase 87,50% sedangkan responden yang berperilaku menolak risiko (risk averter) dan menerima risiko (risk lover) masing-masing sebesar 6,25% yaitu sebanyak 1 responden. Hasil tersebut terlihat bahwa responden banyak berperilaku netral (risk neutral) mampu meminimalisir risiko dari input produksi, proses produksi, pasar dan berupaya menghindari kegagalan dengan cara atau solusi apapun untuk mendapatkan pendapatan meskipun keuntungannya tidak besar atau mencukupi untuk kebutuhan keluarga para pengusaha bibit. Sesuai hasil penelitian, sebaiknya pengusaha bibit cabai rawit berusaha untuk mengurangi peluang terjadinya risiko yaitu dengan cara pengusaha bibit cabai rawit bermitra dengan petani cabai rawit. Upaya untuk mengurangi besarnya risiko input produksi mengenai keterbatasan modal, perlu peran pemerintah untuk membantu dengan memberikan modal usaha kepada para pengusaha bibit namun demi tersebarnya bantuan tersebut secara merata kepada pengusaha perlu dibentuk komunitas atau kelompok pengusaha bibit sehingga bantuan tersebut tidak bertumpuk pada satu atau 2 pengusaha saja. Hal ini pemerintah daerah dapat berperan aktif memfasilitasi pengusaha bibit dengan memberikan penyuluhan mengenai berwirausaha dan membantu dalam memasarkan bibit cabai rawit yang masih kurang optimal dengan cara mempromosikan bibit cabai rawit di Desa Dilem serta mengarahkan petani untuk membeli bibit cabai rawit di Desa Dilem.