Kajian Tinggi Bedengan Dan Kerapatan Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung Ungu (Solanum Melongena L.)

Main Author: Murda, Capter Soga
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/165224/1/Capter%20Soga%20Murda.pdf
http://repository.ub.ac.id/165224/
Daftar Isi:
  • Terung ungu (Solanum melongena L.) merupakan tanaman semusim sampai setahun atau tahunan, termasuk dalam famili solanaceae dan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dikenal masyarakat dan menjadi sayuran yang diminati. Permintaan pasar terhadap terung tidak diimbangi dengan luas lahan budidaya yang terus berkurang karena bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya dan kurangnya motivasi petani untuk menanam terung. Kerapatan tanaman yang tinggi dapat meningkatkan hasil panen per unit area. Tanaman terung tidak toleran pada drainase tanah yang buruk, jadi baik jika menanam terung pada bedengan yang ditinggikan. Berdasarkan uraian terebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaturan kerapatan tanam dengan kombinasi tinggi bedengan yang berbeda yang paling efektif. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu mengetahui interaksi antara pengaturan jarak tanam dan tinggi bedengan yang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat interaksi antara perlakuan jarak tanam dengan tinggi bedengan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu. Penelitian telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang yang terletak pada ketinggian 303 mdpl. Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain meteran, penggaris, kamera, timbangan analitik, cetok, cangkul, gembor, soil moisture tester, lux meter, thermometer udara. Bahan yang digunakan adalah bibit terung ungu varietas antaboga, pupuk N (Urea : 46% N), pupuk phospat (SP- 36 : 36% P2O5) dan pupuk kalium (KCl : 60% K2O), pupuk kandang kambing. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang disusun secara faktorial dengan perlakuan kerapatan tanam dan tinggi bedengan serta diulang sebanyak 4 kali, yaitu faktor 1: kerapatan tanam 40 cm x 50 cm, 50 cm x 50 cm, 60 cm x 50 cm. Faktor 2: tinggi bedengan 20 cm dan 40 cm. Pengamatan meliputi: 1) Pertumbuhan: tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun 2) pengamatan hasil: jumlah bunga yang terbentuk, jumlah buah yang terbentuk, fruitset, bobot buah per tanaman, bobot buah per buah, bobot buah per petak dan bobot buah per hektar. 3)Lingkungan: Curah hujan, kelembaban tanah, suhu tanah, suhu udara, intersepsi cahaya. Data yang didapatkan dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam ANOVA (uji F) dengan taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan interaksi yang nyata pada parameter jumlah daun (42 hst) dan luas daun (42 hst) namun tidak terdapatinteraksi pada variabel pengamatan tinggi tanaman dan hasil tanaman terung ungu. Interaksi terdapat pada jumlah daun pada perlakuan tinggi bedengan 40 cm dan kerapatan tanam 50 cm x 50 cm. Interaksi pada luas daun terdapat pada perlakuan tinggi bedengan 20 cm dan kerapatan 60 cm x 50 cm. Perlakuan tinggi bedengan dan kerapatan tanam tidak berbeda nyata pada tinggi tanaman terung ungu, namun secara umum tinggi tanaman terbaik pada kerapatan tanam 50 cm x 50 cm dan 60 cm x 50 cm. Variabel jumlah daun tidak berbeda nyata pada perlakuan tinggi bedengan dan kerapatan tanam 14, 28 dan 56 hst. Kerapatan tanam berbeda nyataii pada luas daun umur 56 hst dengan luas daun tertinggi pada kerapatan 60 cm x 50 cm. Bobot buah per tanaman dan bobot buah per 1 tanaman tidak bebeda nyata pada perlakuan tinggi bedengan dan kerapatan tanam. Bobot buah per petak dan bobot buah per hektar tidak berbeda nyata pada perlakuan tinggi bedengan namun berbeda nyata pada perlakuan kerapatan tanam. Bobot buah per petak dan per hektar dengan hasil tertinggi pada kerapatan tanam 40 cm x 50 cm. Parameter jumlah bunga yang terbentuk berbeda nyata pada pelakuan kerapatan tanam dengan hasil tertinggi pada kerapatan tanam 40 cm x 50 cm, namun tidak berbeda nyata pada perlakuan tinggi bedengan. Jumlah buah yang terbentuk dan fruitset tidak berbeda nyata pada masing masing perlakuan tinggi bedengan dan kerapatan tanam.