Pengaruh Ekstrak Etanol Alga Merah (Eucheuma Cottonii) Dan Alga Coklat (Sargassum Sp.) Terhadap Kadar MDA (Malondialdehid) Dan SOD (Superoksida Dismutase) Tikus Yang Diinduksi Stres Oksidatif Dengan Konsumsi Berlebih Minyak Pemanasan Berulang

Main Author: Feriadi, Kristafera
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/165169/
Daftar Isi:
  • Minyak nabati merupakan komponen penting yang digunakan dalam proses pengolahan, terutama sebagai medium penggorengan. Suhu tinggi (170-220oC) selama proses penggorengan dan kontak dengan oksigen menyebabkan minyak mengalami proses oksidasi lipid dan dihasilkan senyawa radikal bebas, terutama minyak kaya asam lemak tak jenuh seperti minyak kedelai. Penggunaan minyak secara berulang sebagai medium penggorengan dilakukan untuk efisiensi biaya, namun dapat menyebabkan kerusakan pada minyak terus berlanjut. Senyawa radikal bebas yang berlebihan dapat memicu stres oksidatif, dan lebih lanjut menyebabkan inflamasi kronis yang berperan dalam terjadinya penyakit degeneratif. Senyawa radikal bebas dapat ditangkal oleh antioksidan endogenous, namun jika radikal bebas terlalu banyak, maka diperlukan antioksidan dari luar tubuh. Salah satu komoditas yang kaya antioksidan adalah alga merah (E. cottonii) dan alga coklat (Sargassum sp). Antioksidan dalam alga dapat diperoleh secara maksimal melalui proses ekstraksi, salah satunya adalah Microwave Assisted Extraction (MAE). Pada penelitian ini, dilakukan pengamatan terhadap pengaruh pemberian ekstrak alga merah dan coklat terhadap penurunan kadar malondialdehid (MDA) dan peningkatan kadar superoxide dismutase (SOD) serum darah tikus yang diinduksi stres oksidatif melalui pakan yang mengandung minyak hasil pemanasan berulang. Tikus dibagi empat (4) kelompok perlakuan pakan: pakan standar (tikus normal), pakan tinggi minyak pemanasan berulang/MPU (tikus stres oksidatif), pakan tinggi MPU + ekstrak E. cottonii dan pakan tinggi MPU + ekstrak Sargassum sp. Perlakuan diberikan selama 28 hari, dan pada akhir percobaan, tikus dilakukan euthanasia dan diambil darah dari jantung untuk analisa MDA dan SOD serum. Hasil penelitian menunjukkan, kadar total fenol pada Eucheuma cottonii sebesar 118,64 ± 30,59 mg PGE/ g ekstrak sedangkan pada Sargassum sp. sebesar 122,54 ± 43,41 mg PGE/ g ekstrak. Pemberian ekstrak E. cottonii dan Sargassum sp. berpengaruh nyata (α=0.05) pada kadar MDA serum tikus yang diinduksi stres oksidatif dengan diet tinggi minyak pemanasan berulang masing- masing sebesar 2.62 ± 0.11 dan 2.30 ± 0.26 ng/100 μl, namun belum serendah kadar MDA tikus kontrol sehat (1.38 ± 0.17 ng/100 μl). Pemberian ekstrak E.cottonii dan Sargassum sp. juga berpengaruh nyata pada kadar SOD serum tikus yang diinduksi stres oksidatif dengan diet tinggi minyak pemanasan berulang masing-masing sebesar 21.11 ± 0.29 dan 23.18 ± 2.24 unit/100 μl, namun masih belum setinggi kadar SOD tikus kontrol sehat (46.43 ± 4.67 unit/100 μl). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak E. cottonii dan Sargasuum sp. mampu menurunkan kadar MDA dan meningkatkan kadar SOD pada tikus yang diinduksi stres oksidatif melalui pemberian pakan mengandung minyak pemanasan berulang.