Pengaruh Lama Dan Suhu Penyimpanan Pasca Pemasakan Terhadap Kadar Pati Resisten Tiwul Instan Sebagai Alternatif Pangan Fungsional
Main Author: | Zakiya, Gulam |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/165031/ |
Daftar Isi:
- Konsumsi singkong sebagai sumber karbohidrat masih terbatas. Saat ini, singkong sudah diolah menjadi produk yang lebih nyaman, yaitu tiwul instan dengan metode persiapan yang lebih praktis sebelum dikonsumsi. Tiwul instan memiliki beberapa kelebihan, seperti efek hipoglikemik, hipokolesterolemik, prebiotik, dll, tetapi belum ada penelitian yang dilakukan untuk meneliti kandungan pati resisten dalam tiwul instan. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati kandungan pati resisten dalam tiwul instan sebagai respon dari dua variabel eksperimental, yaitu durasi penyimpanan pasca pemasakan (3 jam dan 6 jam) dan suhu penyimpanan pasca pemasakan (4 – 5oC, 25 – 30oC dan 70 – 80oC). Digunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial, sehingga diperoleh enam kombinasi perlakuan dan diulang masing-masing sebanyak tiga kali. Hasil yang diperoleh, diuji ANOVA (selang kepercayaan 95%) dengan menggunakan Aplikasi Minitab 16. Uji lanjut DMRT dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2010. Perlakuan terbaik ditentukan dengan menggunakan metode De Garmo. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor ini berinteraksi dan berdampak terhadap kandungan pati resisten dalam tiwul instan. Kandungan pati resisten tertinggi ditemukan dalam tiwul instan yang disimpan dalam 4 – 5oC selama 6 jam, yaitu 4,86%, sedangkan kandungan pati resisten terendah adalah ditemukan dalam tiwul instan yang disimpan dalam 70 – 80oC selama 6 jam, yaitu 3,81%. Perlakuan paling efektif adalah tiwul instan yang disimpan dalam 4 – 5oC selama 3 jam.