Respon Jepang Terhadap Kompleksitas Keamanan Kawasan Asia Timur Tahun 2013-2017
Main Author: | Anjarini, Rani Shabrina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/164784/1/Rani%20Shabrina%20Anjarini.pdf http://repository.ub.ac.id/164784/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa respon Jepang terhadap kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur. Seperti yang diketahui, Asia Timur merupakan kawasan yang konfliktual yang terdiri dari negara-negara kuat seperti Jepang, China, Korea Utara, dan Korea Selatan. Menurut Barry Buzan dan Ole Waever, kompleksitas keamanan kawasan menekankan pada fakta bahwa ancaman tidak datang dari negara yang jauh, namun, ancaman datang dari negara tetangga di kawasan.Penelitian ini menggunakan Regional Security Complex Theory (RSCT) dengan memakai empat variabel utama yang menjelaskan bagaimana RSCT terbentuk yaitu boundary, anarchic structure, polarity, dan social construction yang berfokus pada pola amity-enmity negara-negara dalam kawasan. Penelitian ini kemudian akan menganalisa bagaimana variabel utama dalam RSCT dapat membentuk kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur dan membuat Jepang merespon. Seperti yang diketahui, Jepang harusnya taat pada konstitusi Pasifis yang melarang Jepang untuk meningkatkan kapabilitas militer sejak kekalahan Jepang pada Perang Dunia II. Peran Amerika Serikat di Asia Timur sebagai aliansi terbesar Jepang dan Korea Selatan, konflik regional antara China dan Jepang pada Pulau Senkaku/Diaoyu, Jepang dan Korea Selatan pada Pulau Takhesima/Dokdo, dan pengembangan nuklir Korea Utara membuat kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur menjadi semakin konfliktual. Dengan menggunakan variabel turunan RSCT, variabel internal transformation digunakan untuk menganalisa respon Jepang terhadap kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur tahun 2013-2017