Analisa Kebutuhan Energi PEF (Pulsed Electric Field) Sebagai Perlakuan Pendahuluan Serta Pengaruhnya Terhadap Rendemen Dan Kualitas Ekstrak Tanin Biji Pinang (Areca Catechu L.)
Main Author: | Ahsan, Aji Maulana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/164744/ |
Daftar Isi:
- Pinang merupakan tanaman jenis palma yang dapat tumbuh secara alami dan tersebar luas di Indonesia. Salah satu bagian dari tanaman pinang yang sering dimanfaatkan ialah bagian biji. Biji pinang biasa digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit. Di Indonesia, biji pinang biasa dikonsumsi dengan cara dikunyah dengan campuran daun sirih. Biji pinang tergolong sebagai sumber antioksidan karena memiliki berbagai metabolit sekunder seperti tanin, flavonoid, alkaloid, dan terpenoid. Kandungan antioksidan pada biji pinang dapat diperoleh melalui proses ekstraksi. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, rendemen yang dihasilkan dari ekstraksi biji pinang masih terbilang rendah yakni 0,982% dan 2,522% untuk biji pinang matang dan mentah. Sehingga perlu dilakukan perlakuan pendahuluan terhadap bahan agar rendemen meningkat. Perlakuan pendahuluan yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan metode kejut listrik atau Pulsed Electric Field (PEF). Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu paparan PEF, tegangan PEF, dan energi masukan spesifik PEF terhadap rendemen dan kualitas ekstrak tanin biji pinang. Penelitian menggunakan rancangan percobaan dua faktor. Faktor pertama tegangan PEF dengan 3 level (3kV, 4 kV, dan 5kV). Faktor kedua waktu PEF dengan 3 level (3 menit, 5 menit, dan 7 menit). Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan sehingga terdapat 27 satuan percobaan. Analisa meliputi rendemen, kadar air, aktivitas antioksidan, kualitatif tanin, kadar tanin, energi masukan spesifik PEF, SEM (Scanning Electron Microscope), dan FTIR (Fourier Transform viii Infra Red). Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan analisis regresi linier sederhana dan berganda dengan software SPSS 17. Perlakuan terbaik dipilih menggunakan metode Multiple Atribute. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu PEF dan semakin besar tegangan PEF maka semakin besar energi masukan spesifik PEF yang dihasilkan dengan range 1,92 – 12,44 kJ/cm3. Besar energi masukan spesifik PEF tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air, IC50, dan kadar tanin. Tegangan PEF (T) dan waktu PEF (W) baik masing-masing maupun secara bersama-sama menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan terhadap rendemen, kadar air, dan kadar tanin. Disamping itu, waktu PEF (W) memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai IC50 sedangkan tegangan PEF (T) secara parsial dan simultan tidak. Perlakuan terbaik adalah perlakuan T1W2 (Tegangan PEF 3 kV dan waktu PEF 5 menit) dengan besar energi masukan spesifik 3,20 kJ/cm3, rendemen 6,38%, kadar air 4,52%, IC50 172,78 ppm, dan kadar tanin 571,34 mg GAE/g. Perlakuan terbaik dan kontrol samasama menunjukan hasil positif pada uji kualitatif tanin. Komponen gugus fungsi penyusun pada perlakuan terbaik dan kontrol menunjukan hasil yang sama dengan komponen gugus fungsi standar pada tanin terkondensasi berdasarkan hasil FTIR. Diketahui bahwa perlakuan terbaik lebih baik dari pada perlakuan kontrol pada semua karakterisasi. Dibanding kontrol, perlakuan terbaik memberikan peningkatan pada rendemen dan kadar tanin sebesar 34,88% dan 14,14% serta memberikan penurunan pada kadar air dan nilai IC50 sebesar 64,30% dan 5,58%.