Analisis Postur Kerja Untuk Perbaikan Stasiun Kerja Pengemasan Sari Alang-alang Menggunakan Metode REBA (Rapid Entire Body Assessement) dan OWAS (Ovaku Working Posture Analysis System) (Studi Kasus Di UKM R Rovit, Kota Batu)

Main Author: Wilujeng, Agnes Ratri
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/164707/
Daftar Isi:
  • Kondisi UKM R Rovit sebagian besar masih menggunakan tenaga kerja manusia yang memiliki jumlah tenaga kerja pada stasiun pengemasan sebanyak 4 orang. Sebagian besar curahan waktu proses produksi terdapat pada proses pengemasan sebesar 65% dari waktu untuk proses produksi. Pada proses pengemasan memiliki gerakan kerja yang cukup banyak seperti melakukan, menuangkan produk kedalam tangki, memasukan cup pada mesin sealing, pengisian produk pada cup, sealing pada cup, menaruh produk ke wadah, pembersihan sisa cup, dan pengemasan pada kardus yang dapat mempengaruhi sikap tubuh pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat resiko musculoskeletal disorders (MSDs) akibat postur kerja pada bagian pengemasan Sari Alang-alang dan menentukan rancangan perbaikan postur kerja pada proses pengemasan Sari Alang-alang. Penelitian ini menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessement) dan OWAS (Ovaku Working Posture Analysis System). REBA dilakukan dengan menggunakan tabel REBA yang menganalisis pergerakan tubuh saat bekerja, coupling, beban kerja, aktivitas dan kemudian diklarifikasikan menjadi lima level tingkat resiko saat bekerja. OWAS dilakukan dengan menggunakan tabel OWAS yang menganalisis pergerakan seluruh bagian tubuh seperti punggung, lengan, kaki, berat beban yang kemudian diklasifikasikan menjadi 1,2,3 dan 4. Instumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui keluhan-keluhan pada bagian tubuh yang dialami pekerja, pada kuesioner ini vii menggunakan 4 responden karena hanya 4 orang yang bekerja pada proses pengemasan. Hasil analisis postur kerja dengan metode REBA dan OWAS menghasilkan output yang relatif sama dan menunjukan bahwa adanya tingkat risiko muskuloskeletal. Usulan perbaikan fasilitas kerja yang diberikan berupa meja dan kursi, perhitungan fasilitas kerja didapat dari hasil pengukuran pekerja pengemasan. Pada fasilitas meja proses pengisian tanki memiliki ukuran 75 cm x 40 cm x 41 cm, kemudian pada fasilitas meja pada proses pengepresan, pembersihan sisa cup dan memasukan produk dalam kardus memiliki ukuran 75 cm x 40 cm x 46 cm. Pada fasilitas Kursi memiliki ukuran tinggi 93 cm dengan tinggi tempat duduk 40 cm, lebar sandaran 44 cm dan lebar tempat duduk 39 cm serta panjang tempat duduk 53 cm.