Optimasi Formula Rumput Laut Cokelat (Sargassum sp), Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) dan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Sebagai Minuman Fungsional Penghambat α-Glukosidase
Main Author: | Kahitna, Khalida Genta |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/164690/ |
Daftar Isi:
- Sargassum sp merupakan jenis alga cokelat yang mengandung senyawa polifenol yang berguna sebagai antidiabetes. Senyawa polifenol (florotanin) menunjukkan penghambatan terhadap α-glukosidase. Kayu manis (Cinnamomum burmannii) memiliki kegunaan sebagai obat karena memiliki efek farmakologis bagi tubuh. Kayu manis mengandung senyawa sinamaldehid dan methylhydroxy chalcone polymer (MHCP). MHCP merupakan jenis polifenol yang terbukti mampu menurunkan gula darah dan sinnamaldehid diduga mampu menghambat α-glukosidase. Kunyit (Curcuma domestica Val.) termasuk rempah Indonesia yang digunakan sebagai tanaman tradisional. Kunyit mengandung senyawa kurkumin yang termasuk senyawa polifenol yang mampu menghambat α-glukosidase. α-Glukosidase terletak pada membran brush border pada usus halus. Enzim ini berperan dalam pemecahan karbohidrat (oligosakarida dan disakarida) menjadi glukosa pada saluran pencernaan, sehingga kadar glukosa dalam darah dapat meningkat. Penggunaan tanaman untuk pengobatan, salah satunya dapat dikonsumsi sebagai minuman fungsional. Minuman fungsional merupakan minuman yang mengandung bahan yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Minuman fungsional berasal dari tanaman yang memiliki khasiat dalam mencegah penyakit. Pencampuran dari ketiga bahan diatas diharapkan mampu menjadi minuman fungsional yang dapat menghambat α-glukosidase. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui optimasi formula pencampuran Sargassum sp, kayu manis (Cinnamomum burmannii) dan kunyit (Curcuma domestica Val.) sebagai minuman fungsional penghambat α-glukosidase. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2018 di Laboratorium Nutrisi Ikani, Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan serta Laboratorium Institut Biosains, Universitas Brawijaya, Malang dan pengujian LC-MS/MS dilakukan di Pusat Laboratorium Forensik, Badan Reserse Kriminal Porli, Jakarta Timur. Metode penelitian ini yaitu metode eksperimen. Penelitian ini terbagi menjadi dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan digunakan untuk menentukan konsentrasi ekstrak Sargassum sp, ekstrak kayu manis dan ekstrak kunyit yang akan digunakan pada penelitian utama. Penelitian utama untuk menentukan optimasi formulasi minuman fungsional dengan menggunakan program Design Expert 11.0® metode optimasi Response Surface Method (RSM) Box-Behnken dengan kombinasi tiga faktor yaitu konsentrasi ekstrak Sargassum sp (X1), konsentrasi ekstrak kayu manis (X2) dan konsentrasi ekstrak kunyit (X3). Variabel respon yang terdiri dari pH (Y1), rasa (Y2), aroma (Y3), kenampakan (Y4), kadar polifenol (Y5) dan penghambatan α-glukosidase (Y6). Kemudian dilanjutkan dengan pengujian LC-MS/MS. Data penelitian dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap variabel respon yang dilakukan. Hasil penelitian pendahuluan diperoleh yaitu titik tengah untuk konsentrasi ekstrak Sargassum sp sebesar 10% dengan nilai pH 7.27, nilai rasa 2.75, nilai aroma 2.9 dan nilai kenampakan 3.55. Pada ekstrak kayu manis titik tengah pada konsentrasi 15% dengan nilai pH 7.10, nilai rasa 2.7, nilai aroma 3.5 dan nilai kenampakan 3.6. Pada ekstrak kunyit titik tengah pada konsentrasi 10% dengan nilai pH 7.07, nilai rasa 2.88, nilai aroma 2.95 dan nilai kenampakan 2.9. Hasil penelitian utama yang diperoleh yaitu formula minuman fungsional yang disarankan program Design Expert 11.0® yaitu ekstrak Sargassum sp 5.73%, ekstrak kayu manis 12% dan ekstrak kunyit 8%. Optimasi formula yang disarankan dengan mencampurkan bahan Sargassum sp, kayu manis dan kunyit tersebut tidak menunjukkan adanya efek sinergitas terhadap aktivitas penghambatan α-glukosidase.