Strategi Pengembangan Usaha dengan Metode Fuzzy SWOT dan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus di UKM Sambal Pecel Kabupaten Madiun)

Main Author: Pusfitasari, Dyah Ayu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/164681/
Daftar Isi:
  • Kabupaten Madiun berpotensi dalam peningkatan perdagangan dan perindustrian karena tahun 2015 ke 2016 mengalami peningkatan unit usaha dari 803 unit menjadi 889 unit. Kabupaten Madiun terkenal dengan sambal pecel sebagai oleh-oleh khas dari Madiun. Usaha pengolahan sambal pecel tidak tersentra pada satu daerah. Hal ini menimbulkan permasalahan belum adanya penelitian formal mengenai strategi pengembangan sambal pecel di Kabupaten Madiun. Tujuan penelitian ini adalah menentukan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi UKM, menentukan strategi pengembangan berdasarkan faktor internal dan eksternal, menentukan prioritas strategi pengembangan yang tepat diterapkan. Metode yang digunakan adalah Fuzzy SWOT dan Fuzzy AHP. Penelitian ini menggunakan 6 UKM yaitu UKM Seruni, UKM Masyhur, UKM Lumpang Abadi, UKM Candi Mas, UKM milik Ibu Hajiati Tar dan UKM milik Ibu Sumarni, sebagai responden kuesioner terbuka dan Fuzzy SWOT. Responden kuesioner Fuzzy AHP adalah 1 staf Dinas perindustrian dan 2 orang pemilik UKM dengan pendidikan minimal SMA. Hasilnya penelitian menunjukkan kondisi internal yang paling mempengaruhi UKM Sambal Pecel Kabupaten Madiun dari segi kekuatan adalah pemilik berpartisipasi langsung pada kegiatan operasi, sedangkan dari segi kelemahan adalah kurangnya intensitas promosi. Kondisi eksternal yang paling mempengaruhi dari segi peluang adalah ketersediaan bahan baku, sedangkan dari segi ancaman adalah adanya pesaing produk sejenis. Kondisi pesimis terletak pada kuadran kelemahan-peluang dititik (-0,34; 0,31). Kondisi kemungkinan viii dan optimis terletak di kuadran kekuatan-peluang, masing-masing di titik (1,26; 2,1) dan (2,59; 3,53). Strategi yang digunakan adalah strategi kekuatan-peluang. Kriteria yang menjadi prioritas pertama adalah kriteria pemasaran dengan nilai 0,279. Prioritas pertama strategi adalah meningkatkan pemasaran produk dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dengan nilai 0,232. Prioritas kedua adalah mengembangkan pasar kedaerah baru dengan memanfaatkan pasar yang terbuka luas memiliki nilai 0,209. Prioritas ketiga adalah mempunyai status perijinan karena produk berkualitas dengan memanfaatkan peraturan yang pro bisnis dengan nilai 0,205.