Strategi pemberian pakan ikan patin (Pangasius sp.) dengan kombinasi pakan artemia dan pakan buatan
Main Author: | Saputra, Feri Ardianza |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/164654/ |
Daftar Isi:
- Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang umum dibudidayakan karena cukup digemari oleh masyarakat. Kegiatan pembenihan ikan patin umumnya memiliki banyak kendala salah satunya yaitu tingginya mortalitas disebabkan kekurangan makanan pada masa kritis bagi larva ikan patin yakni pada stadia larva setelah kantong kuning larva habis. Pada fase larva saluran pencernaan larva ikan patin belum terbentuk dengan sempuna sehingga belum mampu mencerna makanan dengan benar. Artemia sp. mengandung enzim yang mampu mengoutolisis diri sendiri dalam saluran pencernaan. Penggunaaan Artemia sp. perlu dikurangi frekuensi dan jumlah pemberiannya. Akan tetapi pemberian pakan Artemia sp. yang terlalu singkat akan menghambat pertumbuhan larva atau bahkan mengalami kematian masal (Marsidi, 2010). Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk bisa mengetahui pertumbuhan yang optimal pada ikan patin dengan pemberian pakan artemia yang berbeda. Metode dari penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan. perlakuan A (pemberian pakan artemia 1 minggu dilanjutkan dengan pakan buatan), perlakuan B (pemberian pakan artemia 2 minggu dilanjutkan dengan pakan buatan), perlakuan C (pemberian pakan artemia 3 minggu dilanjutkan dengan pakan buatan) dan D (pemberian pakan artemia 4 minggu tanpa pakan buatan). Parameter utama yang diamati adalah kelulushidupan (SR), laju pertumbuhan spesifik (SGR), rasio konversi pakan (FCR) dan parameter penunjang pada penelitian ini adalah kualitas air meliputi suhu, DO dan pH yang diukur setiap pagi dan sore. Hasil yang penelitian menunjukkan bahwa waktu pergantian pakan dari artemia dengan pakan buatan yang berbeda nyata terhadap kelulushidupan dan laju pertumbuhan spesifik pada ikan patin (Pangasius sp.). Waktu pemberian pakan artemia terbaik yang meningkatkan meningkatkan secara optimal kelulushidupan, laju pertumbuhan spesifik dan rasio konversi pakan pada ikan patin yaitu selama 2 minggu. Nilai kelulushidupan (SR), laju pertumbuhan spesifik (SGR) dan rasio konversi pakan (FCR) pada ikan patin masing-masing mendapatkan nilai berturut-turut yaitu 64,39 %, 19,27 %bb/hari dan 1,17. Hal ini diduga karena pada fase larva dari umur ke 1 sampai 12 hari, saluran pencernaan larva ikan patin belum terbentuk dengan sempuna dan enzim pencernaan masih dalam jumlah yang kecil sehingga belum mampu mencerna makanan dengan benar. Kondisi larva seperti hal tersebut sering menyebabkan tingkat kematian larva yang tinggi. Artemia sp. mengandung enzim yang mampu mengoutolisis diri sendiri dalam saluran pencernaan. Hal ini berbeda dengan pakan buatan yang dibatasi oleh produksi enzim internal yang terbatas ketika stadia larva. Selain itu, nilai rata-rata pertumbuhan relatif larva ikan dipengaruhi waktu perpindahan pakan alami kepakan buatan karena saluran pencernaan larva ikan patin belum terbentuk dengan sempuna. Kesimpulan yang didapatkan yaitu waktu pemberian pakan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan ikan patin, laju pertumbuhan spesifik dan konversi pakan pada ikan patin. Hasil waktu pemberian pakan artemia yang tepat untuk meningkatkan kelulushidupan dan efisiensi pakan adalah 2 minggu.