Strategi Mitigasi Risiko Produksi Ikan Teri Nasi Dengan Metode Fuzzy Failure Mode Effect Analysis (FUZZY FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus di PT. XYZ, Sumenep-Madura)

Main Author: Nurhidayati, Weny
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/164494/
Daftar Isi:
  • PT. XYZ merupakan perusahaan ekspor yang bergerak dalam bidang pengolahan perikanan. Produk utama yang dihasilkan adalah ikan teri nasi dalam bentuk kering. PT. XYZ mengalami beberapa permasalahan risiko dalam kegiatan produksinya yang mengakibatkan terhambatnya proses produksi, penurunan kualitas, dan timbulnya kerusakan pada produk. Salah satu bentuk kerusakan produk yang ditimbulkan yaitu perubahan kondisi fisik ikan sehingga grade produk menurun atau bahkan tidak dapat di eskpor. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan identifikasi risiko, melakukan pengukuran dan penilaian terhadap semua jenis risiko produksi yang muncul, serta menentukan alternatif strategi mitigasi yang tepat untuk meminimalkan risiko yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu Fuzzy Failure Mode Effect Analysis (Fuzzy FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode Fuzzy FMEA digunakan untuk menentukan tingkat prioritas risiko berdasarkan nilai FRPN. Sementara metode AHP digunakan untuk menentukan strategi mitigasi yang menjadi prioritas berdasarkan hasil pembobotan. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari penerimaan bahan baku, pengolahan produk, dan proses pengemasan. Responden dalam penelitian terdiri dari 3 orang yaitu manager produksi, supervisor produksi, dan asisten quality control. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat 13 kejadian risiko yang teridentifikasi yaitu 5 kejadian risiko pada penerimaan bahan baku, 5 kejadian risiko pada pengolahan produk, dan 3 kejadian risiko pada proses pengemasan. Hasil pengukuran dan penilaian risiko dengan metode Fuzzy FMEA ii diperoleh prioritas risiko pada masing-masing variabel. Prioritas risiko pada penerimaan bahan baku yaitu risiko kurangnya ketersediaan bahan baku untuk diproses dengan nilai FRPN 4,704. Prioritas risiko pada pengolahan produk yaitu risiko produk mengandung kontaminasi benda asing (seperti kerang dan kerikil kecil yang masih tertinggal, rambut, dan serbuk besi) selama pengolahan dengan nilai FRPN 5,031. Sementara prioritas risiko pada proses pengemasan yaitu risiko kerusakan produk selama pengemasan dengan nilai FRPN 4,198. Hasil perhitungan dengan metode AHP diperoleh nilai bobot untuk masing-masing strategi mitigasi yaitu pengendalian mutu sebesar (0,364), pengawasan dan evaluasi kinerja SDM sebesar (0,213), menjalin kerjasama sebesar (0,167), peningkatan komunikasi sebesar (0,158), perencanaan dan pengendalian persediaan sebesar (0,098). Strategi yang paling berpengaruh dan dapat dipertimbangkan untuk mitigasi risiko yaitu strategi pengendalian mutu.