Praktik Sosial Pengembangan Wisata oleh Kelompok Sadar Wisata Banraas di Pulau Giliyang

Main Author: Pinasthy, Tiara Duta
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/164443/1/Tiara%20Duta%20Pinasthy.pdf
http://repository.ub.ac.id/164443/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mengkaji tentang praktik sosial masyarakat dalam proses pengembangan wisata yang ada di Desa Banraas oleh Pokdarwis. Hal ini memberikan dampak bagi masyarakat lokal. Sehingga munculah desa–desa wisata yang berada di sekitar Pulau Giliyang yang dikelola oleh masyarakat lokal yang bergerak di bidang pariwisata. Tujuan dari penelitian ini berusaha memahami dan menganalisis kesadaran anggota Pokdarwis dalam mengembangkan wisata yang ada di Desa Banraas dan skemata yang berlangsung untuk memahami praktik sosial Pokdarwis Banraas dalam rangka mengembangkan pariwisata di Pulau Giliyang. Penelitian ini menggunakan teori strukturasi Anthony Giddens, dengan melihat praktik sosial tentang tindakan Pokdarwis Banraas dalam membentuk praktik sosial baru sebagai perwujudan pengembangan wisata di Desa Banraas. Praktik sosial dilihat sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan agen-agen dalam memanfaatkan struktur seperti sumberdaya, aturan dan jejak memori yang secara keterulangan sehingga menciptakan pemahaman diri, kondisi sosial dan lingkungan baru seperti Pokdarwis Banraas yang berkegiatan perihal pariwisata di Desa Banraas. Hubungan timbal balik antara agen dan struktur menyangkut keterlibatan anggota dalam rangka mengembangkan wisata di Pulau Giliyang mengacu pada tiga dimensi struktural Anthony Giddens meliputi Signifikasi, Dominasi dan Legitimasi. Penekanan tentang kesadaran agen menjadi salah satu unsur dari perubahan tindakan Pokdarwis Banraas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive. Tindakan Pokdarwis Banraas dilakukan dalam bentuk musyawarah-musyawarah yang dirutinkan. Pokdarwis Banraas sebagai wadah masyarakat untuk berkegiatan terkait dengan pengembangan wisata di Pulau Giliyang. Praktik sosial yang terjadi secara terus-menerus dalam Pokdarwis Banraas membentuk kondisi sosial baru berupa kegiatan pariwisata yang awalnya masyarakat berkegiatan sebagai nelayan, petani, dan peternak menjadi aktor pariwisata mengembangkan wisata di Pulau Giliyang. Hal ini dipengaruhi oleh diri agen mengenai pengiriman pengetahuan tentang sadar wisata dalam musyawarah-musyawarah yang terjadi di Pokdarwis Banraas.