Strategi Bertahan Hidup Petani Plasma Menghadapi Penurunan Harga Kelapa Sawit Di Desa Ramai, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Pekanbaru-Riau
Main Author: | Lestari, Fitri Eka |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/164414/1/Fitri%20Eka%20Lestari.pdf http://repository.ub.ac.id/164414/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fluktuasi harga kelapa sawit, yang mempengaruhi penghasilan petani plasma di Desa Ramai Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Kebutuhan hidup sehari-hari petani plasma bergantung pada hasil penjualan buah kelapa sawit. Mulanya hasil penjualan buah kelapa sawit cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari petani plasma. Namun setelah menurunnya harga kelapa sawit, pemenuhan kebutuhan petani plasma juga ikut menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana petani plasma menghadapi penurunan harga kelapa sawit. Penelitian ini menggunakan teori Etika Subsistensi dari James C. Scottt sebagai alat analisis untuk penelitian ini. Menurunnya harga kelapa sawit telah mempengaruhi pemenuhan kebutuhan petani plasma, dengan penghasilan yang menurun petani plasma melakukan cara-cara atau strategi bertahan, supaya penghasilan yang mereka miliki cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga mereka. Strategi bertahan yang dijelasakan dalam teori ini adalah dengan mengikat sabuk lebih kencang, alternatif subsistensi, dan mengandalkan jaringan yang mereka miliki. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan cara-cara petani plasma dalam melakukan strategi bertahan hidup ketika menurunnya harga jual buah kelapa sawit. Diantaranya adalah alternatif subsistensi atau melakukan pekerjaan sampingan, untuk menutupi kekurangan cara yang dilakukan oleh petani plasma adalah dengan berjualan kecil-kecilan ada juga yang berternak atau berkebun. Kemudian mengikat sabuk dengan lebih kencang, ini dilakukan dengan meminimalisir pengeluaran dengan mengurangi jumlah kebutuhan atau mengganti kebutuhan mereka dengan kualitas yang kebih rendah dengan harga yang lebih murah. Selain itu ketika mereka membutuhkan uang, mereka akan menemui kelompok tani untuk meminjam uang kas kelompok tani, atau mereka akan menemui KUD atau bahkan mengajukan pinjaman ke Bank ketika membutuhkan uang.