Analisis Nilai Tambah (Value Added) Rantai Pasok Daging Sapi Menggunakan Metode Hayami (Studi Kasus Di Rph Karangrejo Banyuwangi
Main Author: | Farisandi, Nysa Ayu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/164271/ |
Daftar Isi:
- Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat dan merupakan komoditas ekonomi yang sangat strategis. Hal ini erat kaitannya dengan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) sebagai penyedia jasa pendukung jaminan penyediaan daging ternak potong secara teratur dan memadai. Pasar dan perdagangan merupakan dua aspek yang saling terkait. Peluang pasar hanya dapat dimanfaatkan secara maksimal jika didukung oleh sistem perdagangan yang efisien. Efisiensi kegiatan distribusi berpengaruh pada harga daging sapi ditingkat konsumen. Saat ini penelitian mengenai biaya transaksi di sepanjang rantai pasok masih terbatas. Oleh karena itu studi mengenai rantai pasok daging sapi perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai tambah yang dapat diciptakan dari proses pemotongan sapi. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui manajemen rantai pasok daging sapi di RPH Karangrejo Banyuwangi; (2) mengetahui nilai tambah proses pemotongan sapi di RPH Karangrejo Banyuwangi. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dan analitik. Pengambilan contoh dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan teknik snowball sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis biaya transaksi dan analisis nilai tambah menggunakan Metode Hayami. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Produk berpindah dari peternak hingga konsumen akhir daging sapi. Keuangan mengalir dari konsumen akhir daging sapi ke peternak, sedang informasi mengalir dua arah dari peternak ke konsumen akhir daging sapi, namun belum berjalan optimal ditandai ada sisa produktidak terjual setiap hari; (2) Nilai tambah yang diperoleh jagal I sebesar Rp 35.827,193 dengan ratio sebesar 46,5%, viii jagal II sebesar Rp 36.031,62 dengan ratio sebesar 47,47%, jagal III sebesar Rp 44.994,45 dengan ratio sebesar 52,17% dari total nilai output. Nilai Tambah pada jagal III terbesar dikarenakan harga output dari jagal III lebih tinggi dari pada harga output kedua jagal lainnya yakni Rp 115.000 hal ini karena jagal III memiliki konsumen kelas tinggi dan mengeluarkan biaya transportasi yang murah karena jarak angkut sapi dekat.