Studi Penggunaan DMSO (Dymethyl Sulfoxide) Sebagai Krioprotektan terhadap Keberhasilan Fertilisasi pada Teknik Pembekuan Telur Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.)
Main Author: | Safitri, Aninditya Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/164263/ |
Daftar Isi:
- Pemenuhan benih ikan lele sampai saat ini masih mengandalkan teknik konvensional yang membutuhkan waktu lama. Adanya pemijahan buatan atau stripping juga menimbulkan banyak permasalahan diantaranya dapat menyebabkan terjadinya pematangan telur yang tidak merata. Hal ini dapat disebabkan telur pada beberapa induk terlalu matang atau terlalu muda untuk dipijahkan sehingga presentasi telur yang terbuahi sedikit. Kondisi ini diperparah dengan jumlah telur yang tidak sebanding dengan sperma menyebabkan sperma banyak yang terbuang. Hal ini dapat menghambat ketersediaan benih berkualiatas untuk produksi ekspor. Kriopreservasi adalah teknik penyimpanan dan pengawetan materi genetik makhluk hidup dengan cara pembekuan ekstrim yang dapat mereduksi aktivitas metabolisme tanpa merusak dan mempengaruhi fungsi morfologis, fisiologis dan biologis makhluk hidup. Materi genetik yang dapat dikriopreservasi antara lain sel sperma, sel telur, embrio dan oosit. Krioprotektan dan larutan pengencer dibutuhkan saat proses kriopreservasi untuk mempertahankan fertililas telur Krioprotektan merupakan zat yang berfungsi sebagai pelindung materi genetik dari keadaan suhu rendah secara tiba-tiba dan mencegah kerusakan sel akibat pembentukan kristal es. Krioprotektan pada pengawetan telur harus memiliki bobot molekul kecil untuk memudahkan terjadinya penetrasi ke dalam sel. Berdasarkan sifat fisika kimia membran sel, krioprotektan dibagi menjadi dua, yaitu memiliki ukuran molekul kecil sehingga bersifat permeable atau intraseluler (etylene glycol (EG), 1,2- propaanediol (PROH), dimethylsulfoxide (DMSO), gliserol) dan tidak dapat berdifusi ke dalam sel sehingga bersifat non- permeable atau ektraseluler (fruktosa, maltosa, sukrosa) DMSO merupakan krioprotektan yang sering dipakai untuk pembekuan sel atau jaringan secara umum dan pembekuan ovarium secara konvensional. DMSO merupakan salah satu krioprotektan yang bersifat intraseluler. Pemakaian DMSO bertujuan untuk memelihara menjaga keutuhan membran dan meningkatkan potensial osmotik media sehingga cairan di dalam sel mengalir keluar dan terjadi dehidrasi Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Ikan divisi Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Januari sampai dengan Maret 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakuan dosis pemaparan DMSO (0 M, 0,25 M, 0,5 M, 0,75 M dan 1 M) dengan 3 kali ulangan. Data hasil yang diperoleh dianalisa sidik ragam dilanjutkan dengan uji BNT dan terakhir dilakukan uji polynomial orthogonal. Parameter utama yang diukur pada penelitian ini adalah fertilisasi telur, perkembangan embrio, dan daya tetas telur, sedangkan parameter penunjang meliputi suhu, pH dan kandungan oksigen terlarut. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu paparan DMSO memberikan pengaruh pada parameter utama yang diuji. Adapun hasil pengamatan vi perkembangan embrio pada dosis 0 M, 0,25 M, 0,5 M, 0,75 M dan 1 M diketahui pada pengamatan fertilisasi diperoleh hasil rata-rata persentase pada perlakuan K (0 M) 100%, perlakuan A (0,25 M) 94,44%, perlakuan B (0,50 M) 84,44%, perlakuan C (0,75 M) 77,77% dan perlakuan D (1 M) 30%. Didapat kesimpulan bahwa semakin tinggi dosis DMSO yang diberikan makan kemampuan fertilisasi telur semakin kecil, Grafik yang terbentuk berupa grafik linier dengan persamaan y= 121,67-80,00 dengan nilai korelasi negative. Nilai R2 (koefisien determinasi) = 0,661. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pemberian DMSO sebagai krioprptektan pada pembekuan telur memberika pengaruh sangat nyata terhadap fertilisasi, perkembangan embrio. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil semakin besar dosis DMSO maka akan semakin mengganggu perkembangan embrio. Sehingga disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai paparan DMSO terhadap telur ikan lele dumbo.