Studi Kapal Jukung Berbahan Kayu dan Fiber di Pelabuhan Perikanan Pantai Puger Kecamatan Puger Kabupaten Jember Jawa Timur

Main Author: Putri, Mentari Fitria
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/164226/
Daftar Isi:
  • Jukung adalah salah satu armada penangkapan ikan yang terdapat didaerah pesisir Puger, Jukung terbuat dari kayu yang memiliki sepasang katir yang terbuat dari bambu diletakkan disebelah kanan dan kiri berfungsi sebagai penyeimbang, kayu jati merupakan kayu yang sering digunakan oleh pengrajin sebagai bahan utama pembuat Jukung Kayu, namun seiring dengan berkembangnya zaman, membuat ketersediaan kayu menjadi berkurang sehingga pengrajin menaikkan harga jual satu unit Jukung kayu buatannya kemudian karna mahalnya harga jual tersebut salah satu nelayan di Puger mulai memesan Jukung yang berbahan fiberglass dari Cilacap yang ternyata mulai diminati oleh nelayan kecil di Puger,sehingga mulai banyaknya pengrajin jukung fiberglass yang terdapat di desa Puger dengan mendirikan galangan tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek produksi dari biaya pembuatan Jukung berbahan kayu dengan Jukung berbahan fiber, mengetahui dan membandingkan aspek operasional, dan mengetahui jumlah hasil tangkapan dari jukung berbahan kayu dengan jukung berbahan fiber. Penelitian ini dilakukan di daerah Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Puger kabupaten Jember. di jalan pantai indah no 33 Desa puger kulon Kecamatan puger, Kabupaten Jember Jawa Timur, metode yang digunakan adalah meode analisis deskriptif, komparatif dengan menggunakan bantuan Microsoft excel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tangkapan pada kedua jenis Jukung fiber dan kayu menggunakan Jaring setet (gillnet dasar), hasil tangkapannya rata-rata adalah lemuru (Sardinella sp), Rata-rata hasil tangkapan pada armada jukung berbahan fiber adalah 5,21 Kg, dan pada armada jukung kayu hanya 2,72 Kg tiap satu kali trip Nilai total produksi Jukung dengan bahan fiber lebih menguntungkan dibandingkan dengan jukung berbahan kayu, dalam proses pembuatannya jukung fiber dapat memproduksi ± 12 unit tiap bulan sedangkan Jukung dengan bahan kayu hanya dapat memproduksi ± 3 unit Total biaya produksi ke-1 Jukung fiber lebih mahal dengan pengeluaran sebesar Rp.17,322,000,- dibandingkan dengan Jukung kayu yang hanya membutuhkan biaya sebesar Rp.15,346,500,- sedangkan pada produksi ke-2 Jukung fiber dapat lebih murah dengan biaya produksi hanya sebesar Rp.12,301,000,- dan pada Jukung kayu membutuhkan biaya sebesar Rp.13,058,500,-