Penilaian Risiko Rantai Pasok Minuman Sari Terong RN dengan Metode House Of Risk (HOR) (Studi Kasus di UD Ridha Nabila, Batu)

Main Author: Islamanda K., Wakhid Maristy
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/164213/1/Wakhid%20Maristy%20Islamanda%20K..pdf
http://repository.ub.ac.id/164213/
Daftar Isi:
  • Kota Batu disebut sebagai Kota Agrowisata. Banyak komoditas Agrowisata yang dihasilkan di Kota Batu seperti budidaya buah apel, bunga krisan, dan sayuran. Komoditas pertanian yang dihasilkan di Kota Batu mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan sebagai bahan baku produk salah satunya adalah UD Ridha Nabila. UD Ridha Nabila merupakan salah satu pelaku usaha di Kota Batu yang berdiri sejak tahun 2015 dengan produksi minuman sari terong belanda yang dikenal dengan nama Sari Terong RN. Bahan baku terong belanda diperoleh dari petani yang berasal dari Dusun Junggo Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Bahan baku terong belanda tersebut memungkinkan terjadinya aktivitas rantai pasok dari petani ke produsen UD Ridha Nabila. Permasalahan yang terjadi yakni harga terong belanda yang fluktuatif, minimnya ketersediaan lahan dari petani, keterbatasan jumlah supplier bahan baku, peralatan yang masih bersifat tradisional, serta keterbatasan jumlah retailer. Permasalahan tersebut dapat memicu timbulnya risiko rantai pasok sehingga perlu dilakukan penilaian risiko untuk mengurangi risiko – risiko yang muncul. Oleh sebab itu diperlukan penilaian risiko dan strategi mitigasi dengan menggunakan metode HOR. Penelitian metode HOR bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko rantai pasok Sari Terong RN pada UD Ridha Nabila, serta dapat mengetahui strategi mitigasi yang perlu diterapkan pada rantai pasok UD Ridha Nabila. Metode House Of Risk (HOR) terdiri dari 2 tahap yaitu HOR fase 1 dan HOR fase 2. HOR fase 1 digunakan untuk mengidentifikasi risiko serta pengukuran kejadian risiko dan agen risiko. HOR fase 2 digunakan untuk strategi mitigasi risiko pada agen risiko yang terpilih dari fase 1. Variabel penelitian pada viii metode HOR mencakup bahan baku, proses, dan pemasaran. Responden yang digunakan adalah responden pakar yang terdiri dari 1 pemilik UD Ridha Nabila, 1 karyawan UD Ridha Nabila, dan 1 orang petani. Pelaku rantai pasok minuman Sari Terong RN terdiri dari petani sebagai pemasok bahan baku, dan UD Ridha Nabila sebagai pelaku usaha minuman Sari Terong RN. Hasil penelitian rantai pasok minuman Sari Terong RN di UD Ridha Nabila dengan metode HOR dipetoleh 32 kejadian risiko dan 28 agen risiko dengan prioritas 5 agen risiko yang perlu dilakukan penanganan dengan cepat yakni pemasaran yang kurang luas, produk kurang dikenal, kuantitas terong belanda dari petani, belum adanya kerjasama dengan retailer dan belum memperbaharui peralatan. Strategi mitigasi rantai pasok minuman Sari Terong RN yang didapatkan sebanyak 6. Strategi mitigasi risiko tersebut meliputi melakukan hubungan kemitraan dengan toko oleh – oleh, melakukan promosi melalui media sosial instagram, menjalin kerjasama dengan petani lain, menyimpan persediaan terong belanda, mengikuti pameran – pameran, mengganti peralatan atau menambah jumlah peralatan.