Pengaruh Rasio Tinggi-Lebar (Hw/Lw) Terhadap Kapasitas Beban Lateral Maksimum, Daktilitas, Dan Pola Retak Dinding Geser Bertulangan Ringan Akibat Beban Lateral Siklik

Main Author: Utomo, Mochammad Surya Budi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/1641/1/MOCHAMMAD%20SURYA%20BUDI%20UTOMO.pdf
http://repository.ub.ac.id/1641/
Daftar Isi:
  • Letak geografis Indonesia menyebabkan sebagian besar wilayahnya dalam potensi gempa yang tinggi, oleh sebab itu sistem strukturnya wajib didesain tahan gempa. Elemen struktur vertikal pada suatu sistem struktur yang berfungsi menahan beban gempa adalah dinding geser. Dinding geser berfungsi menahan beban gempa, karena memiliki momen lentur dan kekakuan yang tinggi dalam hal menahan beban gempa dibandingkan elemen struktur vertikal yang lain. Konfigurasi pada suatu sistem struktur pada umumnya sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan elemen-elemen pembentuk struktur terbentuk bervariasi. Dengan adanya hal tersebut, khususnya untuk elemen struktur dinding geser bisa terbentuk langsing (slenders walls) dan persegi (squat walls). Dinding geser bertulangan adalah dinding geser yang memiliki rasio tulangan longitudinal dan rasio tulangan transversal minimal dari yang disyaratkan code. Dinding geser bertulangan pada umumnya dapat dijumpai daerah yang memiliki intensitas gempa rendah sampai sedang. Pengujian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh rasio tinggi-lebar dari struktur dinding geser bertulangan ringan terhadap kapasitas beban lateral, daktilitas simpangan, kekakuan simpangan, serta pola retak akibat beban siklik. Pengujian siklik dilakukan pada benda uji dinding geser yang memiliki ukuran 800x400 mm, 800x600mm, dan 800x800mm. Material penyusun benda uji memakai mutu beton normal (f’c) yaitu 20 MPa dan diameter untuk tulangan longitudinal dan tulangan transversal memakai yaitu Ø6, dengan tegangan leleh (fy) yaitu 240 MPa. Rasio tulangan longitudinal (ρv) dan transversal (ρh) yang digunakan pada masing-masing benda uji adalah 0,283% dan 0,349%. Selain diberikan beban siklik, juga diberikan beban aksial sebesar 3% dari kapasitas aksial nominal (Pn) masing-masing benda uji. Hasil selama pengujian menunjukkan bahwa, material penyusun benda uji, baik itu untuk beton maupun tulangan sudah memenuhi syarat minimum rencana, yaitu 21.45 MPa untuk beton, dan 282,94 MPa untuk tulangan. Kapasitas beban lateral serta kekakuan simpangan tertinggi dimiliki benda uji SW 1,0, baru setelah itu benda uji SW 1,3, dan SW 2,0. Daktilitas simpangan tertinggi dimiliki benda uji SW 2,0, baru setelah itu benda uji SW 1,3, dan SW 1,0. Pola retak yang dihasilkan pada masing-masing benda uji memiliki karaktersitik yang mirip, yaitu sama-sama retak yang ditimbulkan hanya terjadi pada bagian dasar dinding, serta terjadinya bukaan (gap opening) pada bagian dasar dinding.