Potret Feminisme Dalam Novel Si Parasit Lajang Karya Ayu Utami (Studi Analisis Wacana Kritis Sara Mills)

Main Author: Nurrohmah, Zul’aini Fi’id
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/163963/
Daftar Isi:
  • Perempuan seringkali dianggap sebagai pendamping laki-laki dan harus selalu bergantung pada laki-laki. Budaya patriarki telah menyeragamkan bagaimana seorang perempuan harus berlaku (Gamas, 2012). Sistem patriarki yang mendominasi kebudayaan masyarakat menyebabkan adanya kesenjangan dan ketidakadilan gender yang mempengaruhi hingga ke berbagai aspek kegiatan bermasyarakat. Melihat ketidakadilan terhadap perempuan yang dibentuk melalui kontruksi sosial tersebut, membuat beberapa pengarang karya sastra menyuarakan suara-suara perempuan dengan menuliskannya di dalam karyanya, salah satunya yaitu novelis Ayu Utami dengan bukunya Si Parasit Lajang. Novel ini menentang adanya ketidakadilan perempuan dari dominasi laki-laki yang dibentuk oleh budaya patriarki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potret feminisme dari Tokoh A di dalam novel Si Parasit Lajang karya Ayu Utami. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif diskriptif dengan metode penelitian analisis wacana kritis Model Sara Mills yang berfokus pada bagaimana perempuan ditampilkan di dalam sebuah teks. Pembongkaran teks dilakukan pada level kata, frasa atau kalimat, dan wacana. Hasil yang didapat dalam penelitian ini bahwa; (1) Analisis Sara Mills diaplikasikan untuk teks Si Parasit Lajang, dapat disimpulkan bahwa teks dalam novel tersebut menghindari pemarginalan perempuan. Namun, ternyata teks-teks pada Si Parasit Lajang juga terdapat seksisme-seksisme yang menyudutkan dan mengobjektivikasi perempuan. Penulis seringkali menyalahkan dan mengobjektifkan perempuan untuk kepentingan protagonis perempuan yang ada dalam novel ini; (2) Tokoh A dalam Novel Si Parasit Lajang ditempatkan sebagai subjek penceritaan dari teks yang ditawarkan. Sedangkan objek penceritaan dalam teks yaitu sistem patriarkal dan siapa saja yang ada di dalamnya, baik laki-laki yang merasa menguasai perempuan ataupun perempuan yang patuh pada sistem patriarkal yang ditawarkan; (3) Penggambaran Tokoh A yang seolah-olah membawa pesan heroik, yaitu ingin membebaskan perempuan dari belenggu laki-laki nyatanya malah membuat risih bagi pembacanya.