Arkamaya Sebagai Upaya Edukasi Dan Pengenalan Jejak Tokoh Pers Rosihan Anwar (Studi Performance Research Berbasis Communication History)

Main Author: Mu'allimah, Azkiyah
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/163928/
Daftar Isi:
  • Simmonson, dkk (2013) mengatakan bahwa communication history bukan hanya menjadi tambahan dalam kajian sejarah, tetapi communication history juga menjadi sebuah tantangan untuk mengungkap sejarah. Kajian communication history merupakan kajian yang membahas ilmu komunikasi dalam ranah sejarah dan kajian media menjadi salah satu bagian dari communication history. Jorgensen & Hanitzsch (2009) mengatakan bahwa kita harus peduli dengan jurnalisme karena jurnalisme penting untuk demokrasi, kewarganegaraan, dan kehidupan sehari-hari, selain itu kita harus peduli dengan studi jurnalisme karena itu membantu kita dalam memahami kehidupan sosial. Memahami jurnalisme sama pentingnya dengan memahami sejarah dari jurnalisme itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana penggunaan metode perfomance research dalam menunjang penelitian yang mengkaji communication history sehingga dapat lebih diterima dan berkembang. Dalam penelitian ini peneliti melihat bagaimana perfomance research dapat membantu mewujudkan rumusan masalah yang ada. Perspektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah communication history dengan metode perfomance research sebagai metode pendamping. Mengangkat tokoh pers Rosihan Anwar, penelitian ini mengungkapkan bahwa masih kurangnya pengetahuan masyarakat serta minat untuk mempelajari sejarah pers Indonesia termasuk sejarah dari para tokoh pers. Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa Rosihan sangat gigih memperjuangkan kebebasan pers Indonesia, kesejahteraan serta pendidikan para wartawan. Cerita-cerita mengenai perjuangan Rosihan tersebut lah yang kemudian disampaikan peneliti kepada masyarakat melalui perfomance yang dilaksanakan. Dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pers Indonesia dapat menyebabkan kesalahpahaman. Oleh karena itu mengedukasi masyarakat dapat meluruskan kesalahpahaman yang ada sehingga masyarakat bisa memahami dan menghargai pers di negeri ini. Tidak hanya itu, dari penelitian ini juga terlihat bahwa minat masyarakat untuk mempelajari sejarah masih bisa disiasati dengan menggunakan cara-cara yang digemari oleh masyarakat seperti film, lagu, karya visual, sehingga mempelajari sejarah tidak lagi terasa membosankan.