Analisis Respon Positif Turki Mengenai Kedatangan Pengungsi Suriah Melalui Temporary Protection Regulation Tahun 2014
Main Author: | Delaneira, Gradiska |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/163740/1/Gradiska%20Delaneira.pdf http://repository.ub.ac.id/163740/ |
Daftar Isi:
- Turki merupakan negara transit maupun destinasi yang telah menandatangani Konvensi 1951 yang berkaitan dengan Pengungsi. Namun, Turki mengadopsi pembatasan geografis sehingga pengungsi yang bukan berasal dari negara non-Eropa tidak akan diberi status pengungsi. Turki merupakan negara yang berbatasan langsung dengan Suriah yang dimana telah terjadi konflik di dalam Suriah sejak tahun 2011. Sejak konflik, Turki memberikan Open Door Policy bagi pengungsi Suriah sehingga mereka dapat masuk ke dalam Turki. Namun, karena adanya pembatasan geografis, pengungsi Suriah di Turki hanya dianggap sebagai tamu dan tidak mendapatkan hak-haknya sebagai pengungsi. Seiring berjalannya waktu di tahun 2014, Turki mendeklarasikan Temporary Protection Regulation sebagai respon untuk pengungsi Suriah yang datang. Regulasi ini menjadi acuan Turki untuk memerhatikan hak-hak yang harus didapatkan pengungsi Suriah. Turki sebelumnya tidak pernah sebaik ini dalam merespon kedatangan pengungsi yang bukan berasal dari Eropa. Bahkan Turki kini menjadi negara yang paling banyak dalam menampung pengungsi Suriah daripada negara lainnya. Walaupun, adanya tekanan dari berbagai pihak, Turki tetap menunjukkan komitmennya dalam memberikan respon yang positif. Oleh karena itu, perlu melihat faktor yang mempengaruhi respon positif Turki. Penulis menggunakan model Factors Influencing Refugee Policy Choices milik Karen Jacobsen yang memiliki 4 variabel faktor antara lain keputusan birokratik, hubungan internasional, kapasitas penyerapan melalui masyarakat, dan pertimbangan keamanan nasional.