Konstruksi Sosial Masyarakat Suku Tengger Atas Budaya Tradisi Petekan (Studi Fenomenologi Pada Masyarakat Suku Tengger Di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang)
Main Author: | Astuti, Tri Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/163733/ |
Daftar Isi:
- Perempuan dipandang sebagai mahluk indah yang dengan kecantikannya menunjukkan sisi keserasian, begitu indahnya perempuan sehingga dia diposisikan sebagai mahkota kehidupan yang harus dijaga kesuciannya. Bagi masyarakat Suku Tengger begitu ketat dalam menjaga keseimbangan, kemurnian dan kesucian alam semesta, kesucian perempuan diibaratkan seperti kesuciaan Gunung Bromo yang selalu diagung-agungkan. Masyarakat Tengger percaya apabila kesucian terenggut dengan cara yang tidak lazim, alam akan murka dan keseimbangan alam tidak terpelihara. Kehamilan atau keperawanan perempuan merupakan simbol kesucian yang harus dijaga. Fenomena tersebut lantas dipadukan dengan kesucian perempuan yang menjadi tolak ukur bagi masyarakat Suku Tengger Desa Ngadas Penelitian ini menggunakan teori Peter L. Berger tentang konstruksi sosial dengan dipadukan dengan konsep kesucian perempuan. Penggunaan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, analisis data fenomenologi diterapkan untuk menginterpretasi proses terbentuknya pengetahuan pada perempuan dalam tradisi petekan dan teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumen, dan wawancara dengan tujuh informan. Hasil penelitian memperlihatkan, kesucian perempuan manifestasi perempuan yang disakralkan kesucian sangat berperan penting bagi keselamatan dan ketenteraman masyarakat setempat baik dari bencana maupun tercorengnya nama baik keluarga terlebih lagi nama desa. Mereka tidak ingin para perempuan di desa mereka bernasip malang karena dijadikan obyek pelampiasaan nafsu seksual oleh para lelaki hidung belang. Tradisi petekan menjadi bukti bahwa masyarakat Suku Tengger begitu menghormati harkat dan martabak kaum perempuan. Merekatidak ingin kaum perempuan dilecehkan oleh pria-pria tidak bertanggung jawab.