Strategi Keamanan Energi Iran Pasca Implementasi Joint Comprehensive Plan Of Action (JCPOA) Pada Tahun 2016
Main Author: | Abbas, Fajar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/163659/ |
Daftar Isi:
- Strategi keamanan energi merupakan artikulasi dari kepentingan nasional sebuah negara yang ingin pasokan atau permintaan energinya aman dari segala bentuk ancaman. Pada praktiknya, strategi keamanan energi oleh sebuah negara dipengaruhi oleh posisi negara tersebut dalam pasar energi internasional. Pada 14 Juli 2015 Iran bersama dengan negara P5+1 menyepakti sebuah kerangka kerjasama nuklir setelah serangkaian sanksi internasional diberlakukan terhadap sektor energi Iran pada tahun 2012. Kerangka kerjasama tersebut selanjutnya di implementasikan pada 1 Januari 2016 yang dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Setelah diimplementasikan, kerangka kerjasama tersebut resmi berjalan. Dalam kerangka kerjasama tersebut, memungkinkan Iran untuk dapat kembali ke pasar ekspor minyak bumi internaional. Namun kerangka kerjasama terebut tidak berjalan seperti yang diharapkan. Pasar ekspor minyak bumi Iran setelah implementasi belum kembali seperti sebelum sanksi internasional diberlakukan. Kerjasama nukli tersebut juga mendapat pertentangan dari aktoraktor yang berada dalam birokrasi Iran. Penolakan tersebut muncul karena kebijakan tersebut dianggap menciderai prinsip resistance economi yang telah dibangun Iran selama sanksi internasional. Penelitian ini bertujuan untuk dapat melihat bagaimana strategi keamanan energi Iran pasca implementasi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada tahun 2016. Konsep yang penulis gunakan yaitu Energy Security of Exporting Country dari Mason Willrich dengan mendeskripsikan strategi-strategi yang yang dilakukan Iran setelah kerjasama nuklir tersebut diberlakukan.