Daftar Isi:
  • Teori Osgood yang dikenal dengan the semantic meaning theory adalah salah satu teori yang berpengaruh dalam kemunculan tradisi sosiopsikologi. Teori ini berisi pemaknaan individu terhadap sebuah rangsangan fisik berada dalam 3 dimensi yaitu evaluate, activity, dan potency. Osgood berpendapat semua pemaknaan individu dapat diukur mengunakan semantic scale dalam konsep dan budaya yang luas, dengan kata lain Osgood berpendapat teori ini dapat digunakan secara global dalam menilai pemaknaan terhadap sebuah rangsangan fisik. Penelitian ini menerapkan tayangan televisi sebagai objek rangsangan fisik. Tayangan yang dipilih adalah program acara the commet yang disiarkan oleh NET. Responden dalam penelitian ini adalah penonton the commet dari follower akun twitter @thecommet_net. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator-indikator yang dapat digunakan memaknai tayangan televisi. Penelitian ini juga mencari indikator mana yang berperan paling dominan dalam pemaknaan tayangan televisi. Indikator-indikator yang dipakai diantaranya conspiciousness, uniqueness, dan quality untuk faktor evaluate. Idikator extended self, satisfaction digunakan untuk faktor activity. Indikator benefit convenience, decision convenience, transaction convenience untuk faktor potency. Metode analisis yang digunakan adalah metode Confirmatory Factor Analysis (CFA). CFA merupakan teknik analisis yang mengarah pada pengujian terhadap teori. CFA digunakan untuk mengkonfirmasi sejumlah indikator yang dapat mengukur variabel latent berlandaskan teori yang ada. Hasil pengujian pemaknaan internal faktor evaluate pada tayangan televisi, indikator conspicuousness, uniqueness, dan quality merupakan indikator yang cocok digunakan sebagai indikator pemaknaan internal tayangan televisi, dan uniqueness merupakan indikator yang paling dominan terhadap faktor evaluate. Faktor activity yang pada tayangan televisi, indikator extended self, dan satisfaction dapat dan cocok digunakan sebagai indikator pemaknaan internal tayangan televisi. Satisfaction merupakan indikator yang berkontribusi paling dominan terhadap faktor activity. Faktor potency indikator benefit convenience, decision convenience, dan transaction convenience dapat dan cocok digunakan sebagai indikator pemaknaan internal. Transaction convenience merupakan indikator yang berkontribusi paling dominan terhadap faktor potency.