Kecenderungan Public Relations Dalam Situasi Krisis, Advokasi Akomodasi (Studi Kuantitatif terhadap Public Relations di Jawa Timur)

Main Author: Pratiwi, Gita Nur
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/163597/1/Gita%20Nur%20Pratiwi.pdf
http://repository.ub.ac.id/163597/7/Gita%20Nur%20Pratiwi.pdf
http://repository.ub.ac.id/163597/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana penerapan teori Contingency of Accomodation atau CA di Indonesia khususnya Jawa Timur serta faktor apa saja yang mempengaruhi Public Relations dalam menentukan langkah dalam situasi krisis. Teori Contingency of Accomodation (CA) digagas oleh Glen T. Cameron sebagai kritikan terhadap teori excellence yang menyatakan nilai (value) dari aktivitas humas di organisasi ditentukan oleh sejauh mana humas memiliki kemampuan untuk mengelola komunikasi yang simetris dua arah (two way symmetric), dan berorientasi jangka panjang (Suharyanti,Widiastuti & Kania,2012). Penggunaan model komunikasi dua arah dikritik cenderung mengadopsi pendekatan fungsional dalam organisasi yang hanya berfokus pada bagaimana Public Relations berfungsi dalam organisasi. Contingency Theory adalah teori Public Relations yang mencoba untuk menjelaskan mengapa berbagai organisasi dapat berperilaku berbeda tergantung pada situasi yang melibatkan oganisasi (Cancel, Amanda & Mitrook, 1999). Sebanyak 42 responden yang keseluruhanya merupakan praktisi Public Relations di Jawa Timur dilibatkan dalam penelitian ini. Para responden diminta untuk menjawab 34 butir pernyataan yang telah tersaji dalam kuesioner online yang disebarkan oleh peneliti. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa, hasil dari penelitian terdahulu yang dilakukan Cameron dkk di Amerika tidak semuanya sama dengan kondisi yang terjadi di Indonesia khususnya Jawa Timur. Beberapa hasil temuan dari penelitian ini merupakan kebalikan dari penelitian sebelumnya contohnya pada indikator karakteristik Public Relations, para praktisi sepakat bahwa jumlah praktisi PR yang terlatih dalam organisasi (in-house public relations) cenderung mempengaruhi kemungkinan responden untuk terlibat dalam komunikasi atau dialog dengan public, pernyataan ini memiliki nilai sebesar 3,97.