Daftar Isi:
  • Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan menganalisis gaya hidup anggota komunitas Malang Rabbit Community. Asumsi awal pada penelitian ini terangkum pada rumusan permasalahan, yaitu : Bagaimana bentuk pengetahuan anggota komunitas Malang Rabbit Community dalam cara memelihara dan membudidayakan kelinci hias. Penelitian ini menggunakan teori atau konsep yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu mengenai habitus dan juga modal. Dimana menurut Bourdieu pengetahuan seseorang dibentuk melalui struktur kognitifnya dan kemudian membentuk habitus itu sendiri. Selain itu beberapa konsep modal juga menjadi faktor dan alasan penting yang mendorong terbentuknya pengetahuan anggota. Penellitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk memahami dan mendeskripsikan fenomena yang terjadi mengenai kelinci hias dan implikasi nya terhadap gaya hidup anggota komunitas Malang Rabbit Community dalam cara memelihara dan membudidayakan kelinci hias. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terjadi pengelompokan-pengelompokan anggota dalam cara memelihara dan membudidayakan kelinci hias. Pengetahuan anggota yang diadopsi melalui habitus mereka menghasilkan gaya hidup yang berbeda. Disini peran habitus memungkinkan dibangunnya teori produksi sosial pelaku dan logika tindakan sehingga dapat membentuk suatu praktik. Pierre Bourdieu mendefinisikan habitus sebagai pengkondisian yang dikaitkan dengan syarat-syarat keberadaan kelas. Hasilnya terjadi dua pengelompokan gaya hidup, yang pertama adalah gaya hidup yang dimunculkan dari kelas sosial atas, kelas sosial atas memiliki cara atau treatment yang berbeda untuk memaksimalkan kelinci hias yang dimiliki seperti penggunaan pakan dan juga teknik breeding. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan kelinci yang berkualitas dan juga sesuai dengan standar ARBA. Secara tidak langsung hal tersebut juga akan mempertegas keberadaan kelas mereka dan menghasilkan prestise di tengah masyarakat yang ia peroleh melalui kejuaraan berbagai kontes, berbeda hal nya dengan kelas sosial bawah yang lebih mengutamakan motif ekonomi dengan praktik jual beli yang ditunjukan.