Perspektif Politik Gerakan 212 menurut Tokoh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama

Main Author: Rahman, Mohammad Adib
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/163326/1/Mohammad%20Adib%20Rahman.pdf
http://repository.ub.ac.id/163326/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mengidentifikasikan pandangan tokoh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama terhadap perspektif politik Gerakan 212. Gerakan 212 merupakan gerakan yang berawal dari Aksi Bela Islam Jilid tiga, aksi tersebut menuntut untuk dipenjarakannya Basuki Tjahja Purnama sebagai penista agama. Pandangan Tokoh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama sebagai objek penelitian. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan proses pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Perspektif politik Gerakan 212 ini dipandang oleh tokoh Muhamamdiyah dan Nahdlatul Ulama dengan pandangan yang berbeda. Berangkat dari organisasi yang berbeda dengan pemahaman terhadap fenomena tersebut sehingga melahirkan pandangan yang berbeda terhadap politik Gerakan 212. Penelitian ini menghasilkan penjelasan mengenai pandangan Tokoh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam melihat perspektif politik Gerakan 212. Penelitian ini memaparkan juga mengenai latar belakang dari pandangan tersebut yaitu berupa kepentingan, organisasi, serta pemahaman mengenai aksi 212. Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang kepemimpinan politik dalam pandangan Muhammadiyah yang menyatakan bahwa seorang pemimpin harus berintergritas dan pandangan Nahdlatul Ulama yang menyatakan bahwa pemimpin harus tetap menjadi penengah antara agama dan negara. Penelitian ini juga menjelaskan pandangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama terhadap penguatan kelompok Islam di Indonesia. Persatuan umat Islam yang diinginkan Gerakan 212 dipandang oleh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama merupakan persatuan yang insidental, sehingga persatuan tersebut tidak akan terwujud karena belum adanya gambaran yang jelas. Penguatan ekonomi umat Islam dalam pandangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama menggambarkan bahwa penguatan ekonomi berupa menanamkan nilai-nilai kewirausahaan, dan menguatkan ekonomi kerakyatan.