Pengaruh Perkuatan Mortar Jaket dengan Variasi Jarak Sengkang Bambu pada Kolom Beton Bertulang yang Mengalami Beban Puncak
Main Author: | Jannah, Zulaika Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/163146/1/Zulaika%20Nur%20Jannah.pdf http://repository.ub.ac.id/163146/ |
Daftar Isi:
- Kolom merupakan elemen vertikal yang berfungsi meneruskan beban dari balok menuju podasi. Dibandingkan dengan balok, kerusakan pada kolom memiliki potensi lebih besar untuk menyebabkan keruntuhan pada struktur bangunan. Sehingga kerusakan pada kolom perlu diperhatikan dengan lebih mendetail. Kerusakan pada kolom bisa terjadi akibat gempa bumi, kesalahan perhitungan pada saat proses desain, beban yang berlebihan dari rencana (overloading) dan perubahan fungsi bangunan. Pada penelitian ini kolom asli memiliki ukuran 12x12x30 cm dengan tulangan utama dan sengkang dari tulangan baja, sedangkan kolom retrofit memiliki ukuran 18x18x25 cm dengan tulangan utama bambu petung dan sengkang bambu apus. Terdapat 4 kode kolom yang digunakan yaitu kolom A1-A2 dan B1-B2. Kolom retrofit kode A.1 dibandingkan dengan A.2, dimana kolom retrofit A.1 dan A2 menggunakan tulangan utama yang sama yaitu bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10x10 mm. Namun jarak sengkang berbeda, kolom retrofit A.1 memiliki jarak sengkang 7 cm, sedangkan kolom retrofit A.2 memiliki jarak sengkang 11 cm. Untuk kolom retrofit dengan kode B.1 dibandingan dengan kolom retrofit B.2, dimana kolom retrofit B.1 dan B2 menggunakan tulangan utama yang sama yaitu bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10x5 mm. Namun jarak sengkang berbeda, kolom retrofit B.1 memiliki jarak sengkang 7 cm, sedangkan kolom retrofit B.2 memiliki jarak sengkang 11 cm. Sehingga hasil akhir dari penelitian ini adalah efektifitas pengekangan kolom retrofit. Pengujian kolom dilakukan dengan mesin uji tekan untuk memperoleh nilai gaya tekan dan dial gauge untuk memperoleh nilai defleksi. Hasil penelitian antara variasi A.1 dan A.2 menunjukkan bahwa jenis kolom A.1 dengan variasi jarak sengkang 7 cm mengalami peningkatan nilai gaya tekan maksimum yang lebih tinggi sebesar 16,74 % jika dibandingkan dengan kolom A.2. Peningkatan kekakuan, dan modulus elastisitas A.1 juga lebih tinggi dibandingkan jenis kolom A.2 masing-masing 65,20 % dan 65,20 %. Untuk daktilitas, kolom A.1 memiliki peningkatan daktilitas yang lebih efektif dibandingkan dengan kolom A.2, dimana kolom A.1 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 21,75 % sedangkan kolom A.2 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 15,85 %. Sehingga dapat disimpulkan kolom A.1 lebih efektif dibandingkan dengan kolom A.2. Sedangkan penelitian antara kolom retrofit B.1 dan B.2, dapat disimpulkan kolom retrofit B.1 lebih efektif dibanding dengan kolom retrofit B.2. Karena kolom retrofit B.1 memiliki peningkatan gaya tekan maksimum yang lebih tinggi sebesar 12,74 % dari pada jenis kolom B.2. Untuk peningkatan kekakuan, dan modulus elastisitas, kolom B.1 juga memiliki peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan jenis kolom B.2 masing-masing 30,69 % dan 30,69 %. Sedangkan untuk daktilitasnya kolom B.1 dan B.2 sama-sama tidak menunjukan perbedaan yang signifikan antara kolom asli dan retrofitnya. Untuk kolom B.1 mengalami penurunan daktilitas 3,24 % dan B.2 mengalami kenaikan daktilitas sebesar 4,89 %. Berdasarkan hasil penelitian ini, kolom retrofit dengan variasi jarak sengkang 7 cm (kolom retrofit A.1 dan B.1) lebih efektif dibandingkan dengan jarak sengkang 11 cm (kolom retrofit A.2 dan A.2). Hal ini dikarenakan semakin rapat jarak sengkang yang dipasang maka efek kekangan dari sengkang tersebut akan semakin besar pula, sehingga menyebabkan peningkatan gaya tekan dan daktilitas.