Analisis Pengendalian Kualitas dengan Metode Six Sigma dalam Upaya Mengurangi Angka Kecacatan Produk Keripik Nangka pada UD Putra Fajar
Main Author: | Malakewi, Puji Annisa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/163095/ |
Daftar Isi:
- UD Putra Fajar adalah salah satu home industry yang berperan dalam usaha produksi pengolahan hasil pertanian keripik buah. Tujuan utama yang ingin dicapai oleh UD Putra Fajar yaitu memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas yang sudah ditetapkan dan menghasilkan hasil akhir yang optimal tetapi pada proses produksi di UD Putra Fajar masih belum optimal sehingga banyak produk yang cacat. Produk cacat (defect) merupakan barang yang dibuat dalam proses produksi namun memiliki kekurangan yang menyebabkan nilai mutunya berkurang atau kurang sempurna. Belum optimalnya pengendalian kualitas yang dilakukan oleh pihak perusahaan mengakibatkan pihak UD kurang mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya defect. Penelitian ini dilakukan berdasarkan tahapan six sigma yaitu Define, Measure, Analyze, dan Improve (DMAI) serta beberapa tools seperti diagram sebab akibat dan peta kontrol. Selain itu untuk melakukan analisis dan mencari prioritas masalah yang akan diberikan rekomendasi perbaikan kepada UD menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN) yang tertinggi. Dengan keseluruhan fase tersebut diharapkan mampu untuk mengurangi jumlah produk cacat yang menyebabkan pemborosan, mempertahankan produktivitas, meningkatkan keuntungan, dan menciptakan tingkat kepuasan pelanggan yang lebih besar. Hasil perhitungan untuk jenis cacat kemasan bocor didapatkan nilai DPMO sebesar 52964,774 dan nilai level sigma produksi keripik nangka sebesar 3,1. Kemudian untuk cacat hasil penggorengan hancur serta gosong didapatkan nilai DPMO sebesar 18353,02 dan hasil dari level sigma produksi keripik nangka sebesar 3,6. Nilai kapabilitas proses untuk cacat kemasan bocor didapatkan hasil sebesar 1,0333. Sedangkan untuk cacat hasil penggorengan hancur serta gosong didapatkan nilai kapabilitas proses sebesar 1,2. Selain itu dapat diketahui penyebab terjadinya defect pada produksi keripik nangka adalah operator melakukan kesalahan pengoperasian mesin, roll dan gear pada mesin rusak, dan permukaan sealing kotor yang mengakibatkan kemasan bocor, serta bahan baku buah nangka terlalu tipis, terlalu matang dan terlalu muda, menggoreng melebihi kapasitas mesin, mesin vacuum frying tidak berfungsi dengan baik yang mengakibatkan hasil penggorengan hancur dan gosong. Maka dari itu dapat diberikan rekomendasi perbaikan berupa checklist yang berisikan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan oleh operator sebelum melakukan proses pengemasan, selanjutnya checklist yang berisikan tentang langkah-langkah pemilihan bahan baku yang baik untuk diproduksi, kemudian diberikan ciri-ciri bahan baku yang sebaiknya digunakan untuk produksi keripik nangka agar berkualitas, dan memberikan training kepada karyawan.