Upaya Penanganan Risiko Internal Pada Proses Inti Pembuatan Kripik Nangka dengan Metode House of Risk (HOR)
Main Author: | Pratidnya, I Made Negara Gineng |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/163053/1/I%20Made%20Negara%20Gineng%20Pratidnya.pdf http://repository.ub.ac.id/163053/ |
Daftar Isi:
- CV. Kajeye Food merupakan Industri Kecil Menengah (IKM) yang bergerak di industri makanan yang berlokasi di Kota Malang. CV. Kajeye Food memproduksi berbagai aneka kripik buah dan sayuran serta manisan, seperti kripik nangka, apel, nanas, salak, tempe, dll. CV. Kajeye Food memiliki kapasitas produksinya hingga 100 kg kripik setiap harinya. Penelitian ini fokus pada aliran rantai pasok proses inti perusahaan mulai dari aktivitas penerimaan bahan baku hingga pengiriman produk ke retailer dan proses pengembalian produk (return) oleh retailer. Permasalahan yang terjadi antara lain ketidaksesuaian kualitas bahan baku nangka dan jumlah bahan baku nangka yang diterima, pengembalian produk melebihi batas expired dan pembayaran oleh retailer mengalami keterlambatan, serta kurang terstrukturnya penanganan risiko internal perusahaan, untuk itu perlu pengelolaan risiko agar aliran rantai pasok di dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kejadian risiko dan agen risiko yang ada di aliran rantai pasok perusahaan, dan menentukan strategi penanganan untuk mengurangi peluang munculnya agen risiko. Penelitian ini menggunakan model Supply Chain Operation References (SCOR) dan metode HOR. Model SCOR mengklasifikasikan aktivitas bisnis kedalam 5 proses inti, yaitu plan, source, make, delivery, dan return. Aktivitas bisnis yang sudah diidentifikasi digunakan sebagai acuan dalam mengidentifikasi kejadian risiko. Tahap HOR fase 1 dilakukan dengan pengidentifikasian kejadian risiko yang bersesuaian pada aktivitas bisnis perusahaan berdasarkan klasifikasi yang sudah diidentifikasikan dengan SCOR dan mencari agen risiko yang menyebabkan munculnya kejadian risiko tersebut, setelah identifikasi kejadian dan agen risiko dilakukan maka tahap selanjutnya yaitu melakukan penilaian dampak (severity), peluang kemunculan (occurence) dan korelasi antara kejadian dengan agen risiko untuk mendapatkan nilai aggregate risk potential (ARP). Penilaian dilakukan oleh pekerja CV. Kajeye Food di bagian kepala produksi dan pemasaran. Pemilihan agen risiko prioritas dibantu dengan menggunakan diagram pareto dengan 75% kontribusi nilai ARP akan masuk kedalam kategori prioritas. Pada HOR fase 2 dilakukan pembuatan strategi penanganan untuk mengatasi risiko-risiko yang masuk kedalam kategori prioritas dan melakukan penilaian keefektifan strategi pengananan untuk diterapkan. Hasil dari identifikasi risiko diperoleh 22 kejadian risiko dan 30 agen risiko. Dipilih 10 agen risiko yang memiliki nilai ARP tertinggi dan dilakukan perancangan strategi penanganan. Terdapat 12 strategi penanganan yang diusulkan untuk mengurangi peluang munculnya agen risiko dalam aliran rantai pasok perusahaan. Berdasarkan perhitungan rasio effectiveness to difficulty (ETDk) diperoleh strategi penanganan untuk dapat diterapkan terlebih dahulu yaitu melakukan evaluasi retail dengan nilai ETD tertinggi dan melakukan evaluasi supplier serta membuat kontrak dengan supplier dengan nilai ETD kedua tertinggi.