Analisis Risiko Upper Limb Disorders Pada Karyawan Pembuatan Pupuk Dengan Metode Assessment of Repetitive Task
Daftar Isi:
- CV. Lentera Agro Persada merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri fertilizer yang memproduksi pupuk anorganik dengan berbagai varian di Indonesia. Dalam kegiatannya, CV. Lentera Agro Persada memproduksi pupuk dengan target per hari sebesar 15-20 ton. Proses produksi di CV. Lentera Agro Persada memiliki 4 proses utama yaitu granulasi, pengeringan, pendinginan, dan screening. Dalam kegiatan produksinya, terdapat keluhan-keluhan rasa sakit dibeberapa anggota tubuh pada pekerja khususnya anggota tubuh bagian atas. Keluhan tersebut didapatkan dari hasil kuesioner Nordic body map yang disebarkan ke seluruh pekerja di lantai produksi. Hasil kuesioner menyatakan bahwa pekerja bagian granulasi dan pengeringan mendapatkan skor tertinggi daripada pekerja yang lain. Dalam melakukan pekerjaannya, pekerja bagian granulasi dan pengeringan bekerja dengan postur yang kurang nyaman dan pekerjaan yang dilakukan memiliki sifat yang berulang atau repetitive pada setiap harinya. Oleh karena itu perlu adanya analisis untuk mengurangi risiko cidera ULDs yang ada di CV. Lentera Agro Persada dan penanganan dengan tepat terhadap postur kerja yang buruk agar tidak mempengaruhi performansi kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Assessment of Repetitive Task (ART) Tool untuk menunjukkan seberapa besar potensi risiko terjadinya Upper Limb Disorders atau ULDs pekerja bagian granulasi dan pengeringan. Dalam penilaian menggunakan metode ART Tool terdapat 4 hal utama yang dinilai yaitu repetisi gerakan, gaya atau kekuatan, postur yang tidak tepat (awkward) dan faktor tambahan lainnya. Empat hal ini terbagi dalam 12 faktor risiko. Tahap awal pengumpulan data yang dilakukan adalah menghitung waktu siklus dari masing-masing pekerja untuk mengetahui tingkat repetisi dari pekerjaan yang dilakukan, kemudian melakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang ada dalam ART Tool berupa repetisi gerakan, gaya atau kekuatan yang dikeluarkan oleh pekerja, postur yang tidak tepat (awkward) seperti postur punggung, kepala atau leher, lengan, pergelangan tangan, dan genggaman tangan serta faktor tambahan lainnya yang disesuaikan dengan ketentuan yang telah ada. Langkah selanjutnya dari penilaian menggunakan ART Tool yaitu menghitung total skor yang didapat untuk tangan kiri dan tangan kanan dari masing-masing pekerja. Penggunaan metode ini sesuai dengan tipe tugas pada proses granulasi dan pengeringan, yaitu melibatkan tindakan dari alat gerak tubuh bagian atas, berulang setiap beberapa menit atau bahkan lebih sering terjadi setidaknya 1-2 jam per hari atau per shift. Hasil akhir dari penilaian berupa exposure score dan exposure level pada masing-masing pekerja. Langkah terakhir adalah membandingkan nilai dari ART Tool sebelum adanya perbaikan dengan sesudah adanya perbaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja bagian granulasi dan pengeringan samasama membutuhkan perbaikan dengan segera karena mendapatkan nilai yang sama yaitu sebesar 28 pada lengan kiri dan 24 pada lengan kanan, baik untuk pekerja bagian granulasi maupun pekerja bagian pengeringan. Keduanya termasuk dalam kategori exposure level high karena memiliki skor pada kisaran lebih dari 22. Hal tersebut dikarenakan faktor pergerakan lengan, faktor repetisi, faktor gaya atau level kekuatan, faktor postur kepala atau leher, faktor postur punggung, faktor postur lengan, faktor postur pergelangan tangan, serta faktor-faktor lain yang muncul pada penilaian dalam ART Tool merupakan faktor yang menyebabkan tingginya exposure score dan exposure level. Perhitungan ulang nilai ART Tool pada penelitian ini tidak dapat dilakukan karena setelah adanya perbaikan yaitu perancangan fasilitas kerja baru berupa mesin molen, reciprocating feeder, dan hopper, serta perancangan alat bantu kerja berupa material handling yaitu scraper conveyor dan bucket conveyor, menjadikan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja bagian granulasi dan pengeringan tidak bersifat repetitif atau non repetitive task.