Perbandingan Hasil Kekeringan Metode Theory of Run dan Rainfall Anomaly Index di DAS Pekalen Kabupaten Probolinggo
Daftar Isi:
- Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang sering mengalami kekeringan. Pada tahun 2015, terdapat 40 desa di 11 kecamatan yang berpotensi mengalami krisis air bersih. Pada tahun 2016 terdapat 3 desa di Kecamatan Tiris yang mengalami kekeringan. Selanjutnya pada tahun 2017, terdapat 8 kecamatan yang mengalami kekeringan kritis. Untuk itu dilakukan analisis kekeringan guna mengetahui tingkat kekeringan serta sebarannya secara administratif sehingga dapat dilakukan pencegahan maupun penanggulangan secara cepat dan tepat sesuai dengan skala prioritas yang telah ditentukan. Pada penelitian ini dibutuhkan data curah hujan, data debit Automatic Water Level Recorder (AWLR), peta batas DAS Pekalen, peta lokasi stasiun hujan, dan peta administrasi Kabupaten Probolinggo. Analisis kekeringan menggunakan metode Theory of Run dan Rainfall Anomaly Index (RAI). Analisis kesesuaian metode dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan klasifikasi kekeringan dengan klasifikasi debit dan membandingkan pola indeks kekeringan dengan pola debit. Dari kedua metode analisis kekeringan tersebut akan dipilih satu metode analisis kekeringan dengan persentase kesesuaian yang lebih besar. Hasil analisis kekeringan dengan metode yang telah dipilih akan dipetakan sebarannya menggunakan software ArcGIS 10.2.2. Selanjutnya akan dilakukan overlay peta sebaran kekeringan dengan peta administrasi sehingga dapat diketahui lokasi mana saja yang mengalami kekeringan paling parah. Berdasarkan hasil analisis kekeringan menggunakan Metode Theory of Run, durasi kekeringan terpanjang terjadi selama 18 bulan dan jumlah kekeringan terbesar adalah 1747,86 mm. Sedangkan analisis kekeringan menggunakan metode Ranfall Anomaly Index (RAI) menghasilkan indeks kekeringan terbesar sebesar 8,18 dan indeks kekeringan terkecil sebesar -3,20. Setelah dilakukan analisis kesesuaian terhadap data debit, metode Theory of Run menghasilkan persentase kesesuaian sebesar 46,88% dan metode Rainfall Anomaly Index (RAI) menghasilkan 52,08% untuk perbandingan klasifikasi indeks kekeringan dengan klasifikasi debit. Sedangkan analisis kesesuaian pola kekeringan dengan pola debit menghasilkan persentase kesesuaian sebesar 56,25% untuk metode Theory of Run serta 63,02% untuk metode Rainfall Anomaly Index (RAI). Jadi, dapat dikatakan bahwa metode Rainfall Anomaly Index (RAI) lebih sesuai digunakan untuk analisis kekeringan di DAS Pekalen karena memiliki persentase kesesuaian lebih tinggi daripada metode Theory of Run. Dalam kurun waktu 20 tahun (1998-2017), rata-rata kekeringan melanda 41 desa di DAS Pekalen dan terjadi pada bulan Juli, Agustus, dan September.