Analisis Fungsi Dan Tugas Kelian Adat Di Dalam Administrasi Kedesaan Adat Di Bali (Studi Kasus Pada Banjar Adat Muliawan, Desa Tegal Kertha, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar)

Main Author: Giri, Putu Rizky Marlinda Utami
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/162849/1/Putu%20Rizky%20Marlinda%20Utami%20Giri.pdf
http://repository.ub.ac.id/162849/
Daftar Isi:
  • Penyelenggaraan tradisi dan konsep adat di Bali masih tetap kental dan menjadi keunikan masyarakatnya sendiri. Salah satunya adalah adanya konsep desa adat, yang kini disebut dengan desa pakraman. Hal tersebut bisa dilihat dari adanya Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman yang membahas eksistensi desa pakraman yang secara nyata disadari pemerintah demi mewujudkan desa adat yang lebih komprehensif sehingga masih tetap bisa bertahan dan bergerak seiring dengan modernisasi yang ada. Tidak terkecuali peraturan ini diterapkan di Desa Tegal Kertha khususnya di Banjar Adat Muliawan. Beragam keunikan akan adanya desa adat serta administrasi kedesaan adat tersebut serta pengaruh dan perbedaan fungsi dan tugas kelian dusun dengan kelian adat di masyarakat dalam hal pelaksanaan administrasi kedesaan adat di Bali yang masih rancu dan tidak banyak dipahami oleh masyarakat Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian yang pertama adalah tentang administrasi kedesaan adat pada Desa Tegal Kertha. Kedua, mengenai fungsi dan tugas kelian adat pada Banjar Adat Muliawan di Desa Tegal Kertha. Serta yang ketiga yaitu terkait faktor pendukung dan penghambat. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model interaktif Miles, Huberman, dan Saldana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan administrasi kedesaan adat di Banjar Adat Muliawan dirasa sudah terlaksana cukup baik dan selaras baik secara formal maupun secara adat. Selain itu kedua fungsi dan tugas dari perangkat tersebut masing-masing saling ketergantungan dan bersinergis satu sama lain, khususnya di Dusun Muliawan yaitu antara Kelian Dusun Muliawan dengan Kelian Adat Muliawan. Faktor penghambatnya yaitu kondisi masyarakat dengan beban 2 adat yaitu adat di daerah asal dan adat di Desa Tegal Kertha menyebabkan kecendrungan masyarakat untuk lebih partisipatif terhadap kegiatan di daerah asal dibanding di Banjar Adat Muliawan. Saran dalam penelitian ini adalah pelaksanaan administrasi di Desa Tegal Kertha perlu diadakan evaluasi yang melibatkan masyarakat, perlunya Pemerintah Kota Denpasar untuk memberikan bantuan fasilitas yang sama dan memadai antara kelian dusun dan kelian adat, serta perlu ditingkatkan upaya sosialisasi dan penyuluhan yang langsung menyentuh masyarakat.