Pengaruh Penambahan Surfaktan Ekstrak Buah Lerak (Sapindus Rarak) Terhadap Karakteristik Hidrat Propana Butana Pada Tekanan 3 Bar

Main Author: Cahyo, Evan Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/162807/
Daftar Isi:
  • Hidrat gas alam menjadi salah satu sumber energi yang sudah ditemukan seiring perkembangan teknologi. Gas hidrat merupakan senyawa klakrat yang terjebak didalam kristal es dengan suhu dan tekanan tertentu. Klakrat bisa disebut sebagai gas yang bermassa ringan yang terjebak didalam hidrat, contohnya metana, butana, dan propana. Hidrat gas menjadi salah satu jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat. Penyimpanan gas hidrat memiliki masalah dalam proses pembuatannya yang membutuhkan tekanan dan suhu yang ekstrem. Sebelumnya beberapa peneliti telah menguji untuk membuat hidrat agar tidak membutuhkan tekanan dan suhu yang ekstrem dengan cara mempercepat proses kristalisasi dari hidrat tersebut. Metode yang dipakai ialah dengan cara menambahkan zat promotor pada hidrat. Surfaktan merupakan promotor yang sudah diaplikasikan pada hidrat untuk menurunkan tegangan permukaan antara gas dan air. ekstrak buah lerak adalah salah satu contoh surfaktan alami yang banyak ditemui disekitar kita. Kandungan senyawa yang ada didalam buah lerak yaitu saponin memiliki karakteristik seperti surfaktan dan jumlahnya yang melimpah. sehingga lerak bisa dijadikan sebagai promotor pada hidrat. Penelitian ini menggunakan Crystallizer ini berjenis vessel tank, dimana seluruh body reaktor akan berputar dengan tujuan untuk pencampuran gas kedalam hidrat selama proses pembentukan. Putaran crystallizer dipilih sebesar 200 rpm. Gas alam pengisi hidrat berasal dari tabung elpiji yang terdiri dari 50% propana dan 50% butana dan dimasukkan kedalam crystallizer hingga mencapai tekanan 0.3 MPa. Sebagai bahan penyusun hidrat, digunakan air demin yang diberi surfaktan ekstrak buah lerak dengan 4 kadar surfaktan yang berbeda, sebesar 0%, 5%, 10%, dan 15% dari volume total larutan. Dari perbedaan kadar surfaktan tersebut, akan dicari pengaruhnya terhadap karakteristik hidrat (laju pembentukan hidrat, stabilitas hidrat, kapasitas penyimpanan hidrat) yang terbentuk dengan suhu pembentukan hidrat 273 K. Proses pembentukan hidrat dilakukan selama 10 jam. Setelah itu, diambil data stabilitas hidrat dengan mendiamkan crystallizer pada suhu 268 K selama 5 jam. Selanjutnya dilakukan penguraian hidrat sampai crystallizer mencapai suhu ruang untuk mendapatkan data kapasitas penyimpanan hidrat. Dari penelitian yang telah kami lakukan disimpulkan bahwa Laju pembentukan hidrat dinyatakan dalam bentuk tekanan yang ada pada hidrat dan banyaknya konsumsi gas hidrat propana butana. Konsumsi mol pada variasi surfaktan meningkat dibandingkan dengan yang tidak memakai surfaktan. Stabilitas gas hidrat propana butana dinyatakan sebagai tekanan penguraian gas pada hidrat. Tingkat stabilitas hidrat dengan variasi penambahan surfaktan lebih baik dibandingkan dengan yang tidak memakail surfaktan. Kapasitas penyimpanan hidrat teoritis lebih tinggi dengan variasi penambahan surfaktan dibandingkan dengan yang tidak memakai surfaktan.