Daftar Isi:
  • Penggunaan aluminium dalam industri manufaktur terus meningkat dikarenakan aluminium memiliki beberapa sifat yang menguntungkan diantaranya dapat didaur ulang, ringan, temperatur lelehnya rendah, daya hantar panas maupun listrik yang baik dan memiliki toleransi yang baik pula, sehingga memainkan peran yang penting dalam pemilihan material di industri manufaktur. Sifat aluminium sangat dipengaruhi komposisi paduan dan proses fabrikasinya. Proses manufaktur yang biasa digunakan untuk mengolah aluminium adalah dengan pengecoran logam. Pada pengecoran logam, cacat pada produk coran sangat mudah terjadi, salah satunya adalah porositas akibat dari kelarutan gas maupun akibat penyusutan. Cacat porositas akan mengakibatkan penurunan kualitas, dan analisis mikrostruktur dilakukan untuk mengetahui struktur logam dalam hal ini adalah diameter butir yang mempengaruhi sifat dan kualitas dari produk cor. Untuk meningkatkan kualitas produk coran, perencanaan terhadap proses solidifikasi logam memberikan timbal balik yang positif, hal ini akan dikontrol dengan melakukan laju pendinginan pada cetakan permanen. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental nyata dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju pendinginan cetakan terhadap porositas dan mikrostruktur produk coran pulley Al-Zn dengan memvariasikan laju pendinginan dengan media pendingin yang disisipkan dibagian alas cetakan dengan pasir, baja, dan tembaga, pada penuangan 700°C dan preheating cetakan 250°C. Pengambilan data porositas dilakukan menggunakan metode pengujian piknometri dengan tiga buah spesimen pada masing-masing variasi laju pendinginan. Sedangkan pada pengujian mikrostruktur yang diamati adalah diameter butir dari bagian alas produk pulley yang bersentuhan langsung dengan media pendingin menggunakan metode planimetri dengan bantuan foto hasil dari analisis menggunakan mikroskop logam dengan pembesaran 100x. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa laju pendinginan 0,673°C/s (pasir) menghasilkan produk dengan porositas tertinggi 3,101% dan diameter butir rata-rata terbesar 88,08μm. Berikutnya laju pendinginan 0,964°C/s (baja) menghasilkan produk dengan porositas 2,899% dan diameter butir rata-rata 86,08 μm. Sedangkan laju pendinginan 1,169°C/s (tembaga) menghasilkan produk dengan porositas terendah 1,499% dan diameter butir rata-rata terkecil 65,90μm.