Efektivitas Pengelolaan Limbah Domestik Menggunakan Metode Multi Soil Layering (MSL) di Kelurahan Tlogomas
Main Author: | Sari, Windy Rosita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/162643/ |
Daftar Isi:
- Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan/atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran dan asrama. Air limbah domestik dapat berupa grey water dan black water. Grey water adalah air limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga namun tidak termasuk yang berasal dari toilet. Selain grey water limbah rumah tangga juga menghasilkan limbah yang berasal dari kotoran manusia yang dikenal dengan black water. Sebagian orang membuang grey water langsung ke selokan yang ada didepan rumah maupun di belakang rumah, tanpa diolah terlebih dahulu. Akibatnya sungai yang menjadi tempat bermuaranya selokan berpotensi tercemar warnanya menjadi coklat dan mengeluarkan bau busuk. Oleh karena itu, dilakukan upaya pengelolaan limbah domestik tersebut dengan menggunakan metode multi soil layering. Dalam penelitian ini penulis menganalisis Oksigen Terlarut atau DO (Dissolved Oxygen), Kekeruhan, dan Daya Hantar Listrik (DHL). Pengambilan sampel pada penelitian ini terdapat pada bak sedimentasi pertama MCK Tepadu Kelurahan Tlogomas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi reaktor multi soil layering yang lebih efisien dalam mengolah limbah domestik, mengetahui efektivitas penyisihan parameter DO, kekeruhan, dan daya hantar listrik, serta untuk membandingkan metode multi soil layering dengan IPAL yang ada di MCK Terpadu Kelurahan Tlogomas. Metode multi soil layering adalah metode penyaringan air limbah yang memanfaatkan tanah sebagai medianya. Pada metode multi soil layering ini terdapat dua percobaan yang dilakukan. Untuk percobaan pertama menggunakan media 40 cm zeolit, 40 cm kerikil, dan 30 cm zeolit dan 10 cm kerikil. Dari ketiga media tersebut 40 cm zeolit memiliki efisiensi yang tinggi dalam mengolah limbah domestik, yang selanjutnya akan diterapkan pada percobaan kedua. Adapun komposisi yang digunakan pada percobaan kedua yaitu 40 cm zeolit dengan isian tambahan campuran tanah andosol dan arang aktif tempurung kelapa, 40 cm zeolit dengan isian tambahan campuran tanah andosol dan arang sekam padi, dan 40 cm zeolit dengan isian tambahan campuran tanah andosol dan serbuk gergaji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya nilai DO pada percobaan pertama meliputi, 40 cm zeolit = 5,35 mg/l, 40 cm kerikil = 4,49 mg/l, dan 30 cm zeolit dan 10 cm kerikil = 5,09 mg/l. Besarnya nilai kekeruhan pada percobaan pertama yaitu, 40 cm zeolit =157 NTU, 40 cm kerikil = 194 NTU, dan 30 cm zeolit dan 10 cm kerikil = 163 NTU. Dan besarnya nilai daya hantar listrik pada percobaan pertama yaitu, 40 cm zeolit = 0,68 mS/cm, 40 cm kerikil = 0,79 mS/cm, 30 cm zeolit dan 10 cm kerikil = 0,74 mS/cm. Sedangkan untuk percobaan kedua hasil yang didapat yaitu, besar nilai DO untuk zeolit dengan campuran tanah andosol dan arang aktif tempurung kelapa = 5,96 mg/l, untuk zeolit dengan campuran tanah andosol dan arang sekam padi = 5,75 mg/l, dan untuk zeolit dengan campuran tanah andosol dan serbuk gergaji = 5,68 mg/l. Untuk parameter kekeruhan pada percobaan kedua hasil yang didapat yaitu, besar nilai kekeruhan untuk zeolit dengan campuran tanah andosol dan arang aktif tempurung kelapa = 117 NTU, zeolit dengan campuran tanah andosol dan arang sekam padi = 128 NTU, dan zeolit dengan campuran tanah andosol dan serbuk gergaji = 113 NTU. Sedangkan untuk parameter daya hantar listrik pada percobaan kedua hasil yang didapat yaitu, besar nilai daya hantar listrik untuk zeolit dengan campuran tanah andosol dan arang aktif tempurung kelapa = 0,64 mS/cm, zeolit dengan campuran tanah andosol dan arang sekam padi = 0,73 mS/cm, dan zeolit dengan campuran tanah andosol dan serbuk gergaji = 0,71 mS/cm.