Pengaruh Perlakuan Larutan KOH terhadap Kekuatan Tarik Komposit Serat Kulit Batang Maja dengan Epoxy

Main Author: Tanarko, Harish Indra
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/162634/
Daftar Isi:
  • Dewasa ini, kemajuan teknologi material semakin meningkat. Material komposit dapat digunakan sebagai pengganti material logam konvensional, salah satunya komposit berpenguat serat alam karena lebih ramah lingkungan. Serat yang dapat kita temukan dengan mudah di sekitar kita yaitu pohon Maja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perlakuan larutan KOH terhadap kekuatan tarik komposit serat kulit batang maja (Aegle marmelos) dengan matriks epoxy. Untuk memperoleh ikatan yang baik antara serat dan matriks dilakuan modifikasi pada permukaan serat. Perlakuan alkali serat alami diketahui untuk meningkatkan kekakuan, kekuatan, dan modulus lentur dinamis dari komposit, yang menunjukkan peningkatan kekuatan dan adhesi antara matriks dan serat. Alkalisasi pada serat merupakan metode perendaman serat ke dalam larutan basa alkali. Perlakuan alkali mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi kimia pada serat alami. Perubahan komposisi kimia terjadi akibat dari larutan alkali yang melarutkan unsur -unsur seperti hemiselulosa, lignin, sehingga persentase unsur selulosa didalam serat meningkat . Pada penelitian ini serat kulit batang maja direndam dalam larutan KOH dengan konsentrasi 0% (tanpa perendaman), 4%,6%, dan 8% selama 2 jam. Dimensi pada spesimen menggunakan standar ASTM D638-03 dengan metode vacuum infusion.. Digunakan perbandingan 1:2 dengan komposisi matriks epoxy 30 gram per 15 gram hardener. Digunakan fraksi volume serat dan matriks 40:60 sehingga didapatkan berat serat 2g. Pengujian tarik serat tunggal menggunakan alat uji tarik IMADA dengan kapasitas 50-60 N sedangkan pada alat uji tarik komposit maksimal loadnya 20 KN. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa komposit dengan perlakuan KOH 8% memiliki kekuatan tarik paling tinggi dari variasi lainnya yaitu 39,778 MPa diikuti dengan komposit perlakuan KOH 6% 27,963 MPa, KOH 4% 25,207 MPa, dan yang terendah pada komposit tanpa diberi perlakuan KOH (0%) yaitu 19,528 MPa. Perbedaan kekuatan tarik dari tiap variasi terjadi karena karakteristik dari masing-masing serat akibat konsentrasi larutan KOH. Perlakuan perendaman dengan larutan KOH meningkatkan karakteristik adhesi karena meningkatkan tegangan permukaan serat dan sifat mekanis komposit tersebut akibat hilangnya lapisan lignin pada serat. Hasil ini dapat dijelaskan juga dari hasil analisa morfologi struktur patahan uji tarik menggunakan Scanning Electronics Microscope (SEM) yang menunjukkan ikatan serat dengan matriks.