Pengalokasian Resource pada Pengerjaan Proyek 438 di Workshop Welding 3 PT. Industri Kereta Api
Main Author: | Saputra, Helmy Ardyan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/162580/ |
Daftar Isi:
- Kereta api merupakan salah satu solusi transportasi umum yang dapat digunakan masyarakat dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah dalam mengurangi tingkat kemacetan di jalan. Berdasarkan data dari BPS, dari tahun 2014 hingga 2017 rata-rata kenaikan jumlah penumpang kereta api tiap tahunnya mencapai 38 juta penumpang. Dengan kenaikan tersebut, diiringi pula dengan kenaikan permintaan akan produksi kereta api itu sendiri. PT. Industri Kereta Api (PT. INKA) yang merupakan perusahaan BUMN yang menjadi satu-satunya perusahaan yang bergerak dalam pembuatan kereta api di Indonesia bahkan di Asia Tenggara pada tahun 2018 ini mendapatkan banyak permintaan proyek untuk memproduksi kereta api. Salah satu permintaan yang sedang dikerjakan saat ini adalah Proyek 438 dengan periode pengiriman Desember 2017 hingga Desember 2018. Permasalahan yang muncul pada pengerjaan Proyek 438 ini adalah terjadinya keterlambatan pengiriman di mana awal keterlambatan terjadi pada pengerjaan sub assembly di Workshop Welding 3 sehingga menyebabkan efek domino keterlambatan pengerjaan pada Workshop selanjutnya. Per 27 Maret 2018, roof yang seharusnya telah diproduksi sebanyak 166 unit, end wall sebanyak 172 pasang, side wall sebanyak 166 pasang, dan underframe sebanyak 173 unit. Namun berdasarkan data aktual, progres pengerjaan untuk masing-masing komponen adalah roof sebanyak 115 unit, end wall sebanyak 188 pasang, side wall sebanyak 112 pasang, dan underframe sebanyak 169 unit. Oleh karena itu, perlu dilakukan percepatan proses produksi agar dapat meminimasi keterlambatan pada proses berikutnya. Pada penelitian ini, dilakukan beberapa strategi percepatan untuk mengatasi keterlambatan proses produksi sub assembly di Workshop Welding 3. Untuk melakukan percepatan, perlu dicari terlebih dahulu mengenai waktu standar menggunakan pengukuran kerja metode stopwatch time study. Selanjutnya dilakukan pemetaan tiap komponen pekerjaan dalam suatu workstation berdasarkan masing-masing resource menggunakan gang process chart. Dan yang terakhir dilakukan strategi percepatan berupa resource allocation untuk melakukan pengalokasian resources dan pembagian tugas serta production levelling untuk meratakan produksi tiap periodenya. Hasil dari penelitian ini adalah resource allocation pada pengerjaan pengelasan roof dilakukan penambahan 2 tenaga kerja biasa yang diambil dari pengerjaan repairing roof dan 1 mesin las biasa dari gudang serta penambahan 4 tenaga kerja biasa dan 4 mesin las biasa dari pengerjaan end wall mulai periode ke-26. Pada pengerjaan perakitan rangka in jig end wall dilakukan penambahan 1 tenaga kerja biasa dan 1 mesin las biasa yang diambil dari perakitan rangka out jig. Pada pengerjaan penyambungan rangka side wall dilakukan penambahan 1 tenaga kerja biasa dari repairing dan 1 mesin las biasa dari gudang. Pada pengerjaan pemasangan keystone underframe dilakukan penambahan 2 tenaga kerja biasa dan 1 mesin las biasa yang diambil dari pemasangan rangka serta 1 tenaga kerja biasa dan 1 mesin las biasa dari end wall mulai periode ke-26. Sedangkan hasil dari production levelling adalah pengerjaan roof dalam sehari harus dilakukan pengerjaan 1,03 dan 2,06 bagian, pengerjaan end wall 2 pasang, pengerjaan side wall 1,78 bagian, dan pengerjaan underframe 1 dan 1,3 bagian.