Pengelolaan Ekowisata Hutan Rawa Gambut Untuk Kesejahteraan Masyarakat Di Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Baning
Main Author: | Antonius, - |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/162559/1/A%20N%20T%20O%20N%20I%20U%20S.pdf http://repository.ub.ac.id/162559/ |
ctrlnum |
162559 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/162559/</relation><title>Pengelolaan Ekowisata Hutan Rawa Gambut
Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Di Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Baning</title><creator>Antonius, -</creator><subject>338.479 1 Services and specific products (Geography and travel)</subject><description>Kawasan Taman Wisata Alam Baning memiliki luas 213 hektar berada di tengah
kota Sintang, Kabupaten Sintang Propinsi Kalimantan Barat. Pengelolaan Taman
Wisata Alam (TWA) Baning diharapkan mampu melestarikan lingkungan dan
budaya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Pendapatan Negara Bukan
Pajak (PNBP).
Pengelolaan kawasan TWA Baning sebagai obyek ekowisata berkelanjutan
terlebih dahulu dilakukan kajian dari aspek ekologi, aspek sosial ekonomi dan
aspek institusional/kelembagaan agar kelestarian sumber daya alam dan
keberlanjutan ekowisata dapat tercapai. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka
tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis potensi flora dan fauna bernilai
wisata pada pengelolaan ekowisata berbasis ekosistem hutan rawa gambut di
Kawasan TWA Baning, (2) Merumuskan strategi dan program prioritas
pengelolaan ekowisata berbasis ekosistem hutan rawa gambut pada Kawasan
TWA Baning dan (3) Menganalisis model keberlanjutan pengelolaan ekowisata
berbasis ekosistem hutan rawa gambut pada Kawasan TWA Baning. Penelitian ini
menggunakan metode survey dan observasi, untuk pengamatan flora metode jalur
berpetak, pengamatan satwa metode jalur/transek, untuk strategi pengelolaan
menggunakan kuesioner dan wawancara selanjutnya dianalisis menggunakan
SWOT, sedangkan keberlanjutan pengelolaan dianalisis menggunakan MDS.
Hasil penelitian diperoleh Atraksi wisata tumbuhan dan satwa yang mempunyai
nilai ekowisata dan berpotensi sebagai flagship spesies, flagship atraction untuk
jenis tumbuhan adalah Ramin (Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz), Jelutung rawa
(Dyera polyphylla (Miq.) Steenis), Meranti (Shorea sp), kantong semar
(Nepenthes) dan Anggrek (Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq). Sedangkan
untuk jenis fauna adalah Kelasi (Presbytes rubicunda), Trenggiling (Manis
javanicus), burung Madu (Anthreptes malcensis) dan jenis satwa pendukung
adalah Enggang (Buceros vigil Forster) yang berada di sanctuary enggang. Potensi
budaya seperti Gawai Dayak (syukuran atas panen padi), lomba pakak gasing
tradisional, lomba menyumpit, upacara nyandung, upacara adat pernikahan.
Program sosialisai, promosi, kerjasama, partisipasi masyarakat diarahkan untuk
keperluan mewujudkan pengelolaan ekowisata yang menekankan aspek
konservasi, perlindungan ekosistem hutan rawa gambut, pengawasan, kepedulian,
penghijauan, peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan dukungan atraksi dan
wahana melalui strategi SO (Strength-Opportunity) yaitu strategi agresif melalui
pengelolaan atraksi potensi flora dan satwa bernilai wisata serta atraksi potensi
budaya lokal sehingga ekosistem hutan rawa gambut tetap lestari dan
kesejahteraan masyarakat meningkat.
Pengelolaan ekowisata hutan rawa gambut di kawasan Taman Wisata Alam
Baning divisualisasikan dengan model diagram layang-layang (kite diagram)
melalui 3 (tiga) dimensi, yaitu dimensi sosial ekonomi, dimensi ekologi dan
dimensi institusional/kelembagaan. Dimensi sosial ekonomi, dimensi ekologi dan
dimensi institusional/kelembagaan memiliki nilai indeks keberlanjutan berturut-
181xii
turut sebesar 55,08; 73,12 dan 51,42 artinya ketiga dimensi status
keberlanjutannya dikategorikan cukup berkelanjutan. Nilai indeks keberlanjutan
multi dimensi pengelolaan ekowisata hutan rawa gambut di kawasan Taman
Wisata Alam Baning sebesar 59,87 artinya status keberlanjutan pengelolaan
ekowisata dikategorikan cukup berkelanjutan. Nilai tertinggi sensitivitas atribut di
masing-masing dimensi ialah adanya konflik antara pemerintah dengan
masyarakat terhadap batas kawasan, pendapatan masyarakat dari pengelolaan
ekowisata, lahan terbuka akibat kebakaran, penurunan permukaan gambut dan
sosialisasi atas pentingnya melindungi dan melestarikan flora dan fauna
ekosistem hutan rawa gambut.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai melalui parstisipasi aktif
masyarakat dalam berbagai aktivitas/lapangan kerja, seperti: menjadi kelompok
pemandu wisata, kelompok pembuat makanan (kuliner), penyedia jasa wisata
(transportasi, akomodasi dan guide), pembuat souvenir dan menjadi kelompok
operator dan administrator ekowisata.
Untuk percepatan kungjungan wisatawan ke kawasan ekowisata hutan rawa
gambut di Taman Wisata Alam Baning, maka pengelolaannya diarahkan kepada
penguatan promosi dan publikasi tentang potensi obyek dan daya tarik wisata
alam berupa potensi flora dan satwa endemik khas ekosistem hutan rawa gambut
serta potensi budaya masyarakat lokal. Strategi pengelolaannya melalui
pendekatan strategi agresif, yaitu optimalisasi kekuatan berupa potensi flora,
satwa dan budaya lokal dengan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya dari
dukungan stakeholders</description><date>2018-07-05</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/162559/1/A%20N%20T%20O%20N%20I%20U%20S.pdf</identifier><identifier> Antonius, - (2018) Pengelolaan Ekowisata Hutan Rawa Gambut Untuk Kesejahteraan Masyarakat Di Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Baning. Doctor thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>DIS/338.479 1/ANT/p/2018/061805745</relation><recordID>162559</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
Antonius, - |
title |
Pengelolaan Ekowisata Hutan Rawa Gambut
Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Di Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Baning |
publishDate |
2018 |
topic |
338.479 1 Services and specific products (Geography and travel) |
url |
http://repository.ub.ac.id/162559/1/A%20N%20T%20O%20N%20I%20U%20S.pdf http://repository.ub.ac.id/162559/ |
contents |
Kawasan Taman Wisata Alam Baning memiliki luas 213 hektar berada di tengah
kota Sintang, Kabupaten Sintang Propinsi Kalimantan Barat. Pengelolaan Taman
Wisata Alam (TWA) Baning diharapkan mampu melestarikan lingkungan dan
budaya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Pendapatan Negara Bukan
Pajak (PNBP).
Pengelolaan kawasan TWA Baning sebagai obyek ekowisata berkelanjutan
terlebih dahulu dilakukan kajian dari aspek ekologi, aspek sosial ekonomi dan
aspek institusional/kelembagaan agar kelestarian sumber daya alam dan
keberlanjutan ekowisata dapat tercapai. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka
tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis potensi flora dan fauna bernilai
wisata pada pengelolaan ekowisata berbasis ekosistem hutan rawa gambut di
Kawasan TWA Baning, (2) Merumuskan strategi dan program prioritas
pengelolaan ekowisata berbasis ekosistem hutan rawa gambut pada Kawasan
TWA Baning dan (3) Menganalisis model keberlanjutan pengelolaan ekowisata
berbasis ekosistem hutan rawa gambut pada Kawasan TWA Baning. Penelitian ini
menggunakan metode survey dan observasi, untuk pengamatan flora metode jalur
berpetak, pengamatan satwa metode jalur/transek, untuk strategi pengelolaan
menggunakan kuesioner dan wawancara selanjutnya dianalisis menggunakan
SWOT, sedangkan keberlanjutan pengelolaan dianalisis menggunakan MDS.
Hasil penelitian diperoleh Atraksi wisata tumbuhan dan satwa yang mempunyai
nilai ekowisata dan berpotensi sebagai flagship spesies, flagship atraction untuk
jenis tumbuhan adalah Ramin (Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz), Jelutung rawa
(Dyera polyphylla (Miq.) Steenis), Meranti (Shorea sp), kantong semar
(Nepenthes) dan Anggrek (Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq). Sedangkan
untuk jenis fauna adalah Kelasi (Presbytes rubicunda), Trenggiling (Manis
javanicus), burung Madu (Anthreptes malcensis) dan jenis satwa pendukung
adalah Enggang (Buceros vigil Forster) yang berada di sanctuary enggang. Potensi
budaya seperti Gawai Dayak (syukuran atas panen padi), lomba pakak gasing
tradisional, lomba menyumpit, upacara nyandung, upacara adat pernikahan.
Program sosialisai, promosi, kerjasama, partisipasi masyarakat diarahkan untuk
keperluan mewujudkan pengelolaan ekowisata yang menekankan aspek
konservasi, perlindungan ekosistem hutan rawa gambut, pengawasan, kepedulian,
penghijauan, peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan dukungan atraksi dan
wahana melalui strategi SO (Strength-Opportunity) yaitu strategi agresif melalui
pengelolaan atraksi potensi flora dan satwa bernilai wisata serta atraksi potensi
budaya lokal sehingga ekosistem hutan rawa gambut tetap lestari dan
kesejahteraan masyarakat meningkat.
Pengelolaan ekowisata hutan rawa gambut di kawasan Taman Wisata Alam
Baning divisualisasikan dengan model diagram layang-layang (kite diagram)
melalui 3 (tiga) dimensi, yaitu dimensi sosial ekonomi, dimensi ekologi dan
dimensi institusional/kelembagaan. Dimensi sosial ekonomi, dimensi ekologi dan
dimensi institusional/kelembagaan memiliki nilai indeks keberlanjutan berturut-
181xii
turut sebesar 55,08; 73,12 dan 51,42 artinya ketiga dimensi status
keberlanjutannya dikategorikan cukup berkelanjutan. Nilai indeks keberlanjutan
multi dimensi pengelolaan ekowisata hutan rawa gambut di kawasan Taman
Wisata Alam Baning sebesar 59,87 artinya status keberlanjutan pengelolaan
ekowisata dikategorikan cukup berkelanjutan. Nilai tertinggi sensitivitas atribut di
masing-masing dimensi ialah adanya konflik antara pemerintah dengan
masyarakat terhadap batas kawasan, pendapatan masyarakat dari pengelolaan
ekowisata, lahan terbuka akibat kebakaran, penurunan permukaan gambut dan
sosialisasi atas pentingnya melindungi dan melestarikan flora dan fauna
ekosistem hutan rawa gambut.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai melalui parstisipasi aktif
masyarakat dalam berbagai aktivitas/lapangan kerja, seperti: menjadi kelompok
pemandu wisata, kelompok pembuat makanan (kuliner), penyedia jasa wisata
(transportasi, akomodasi dan guide), pembuat souvenir dan menjadi kelompok
operator dan administrator ekowisata.
Untuk percepatan kungjungan wisatawan ke kawasan ekowisata hutan rawa
gambut di Taman Wisata Alam Baning, maka pengelolaannya diarahkan kepada
penguatan promosi dan publikasi tentang potensi obyek dan daya tarik wisata
alam berupa potensi flora dan satwa endemik khas ekosistem hutan rawa gambut
serta potensi budaya masyarakat lokal. Strategi pengelolaannya melalui
pendekatan strategi agresif, yaitu optimalisasi kekuatan berupa potensi flora,
satwa dan budaya lokal dengan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya dari
dukungan stakeholders |
id |
IOS4666.162559 |
institution |
Universitas Brawijaya |
affiliation |
mill.onesearch.id fkp2tn.onesearch.id |
institution_id |
30 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Brawijaya |
library_id |
480 |
collection |
Repository Universitas Brawijaya |
repository_id |
4666 |
subject_area |
Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia* |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4666 |
first_indexed |
2021-10-28T06:47:11Z |
last_indexed |
2021-10-28T07:46:55Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1751455989758951424 |
score |
17.538404 |