Studi Evaluasi Kelayakan Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Rumah Potong Hewan RPH) Gadang Kabupaten Malang

Main Author: Yuriski, Ryan Isra'
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/162424/1/Ryan%20Isra%20%27Yuriski.pdf
http://repository.ub.ac.id/162424/
Daftar Isi:
  • Usaha peternakan mempunyai prospek untuk dikembangkan karena tingginya permintaan akan produk peternakan. Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari species ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Kotoran sapi yang terdiri dari feces dan urine merupakan limbah ternak yang paling banyak dihasilkan yang akan diproses pada IPAL. Maka dari itu, penulis bertujuan untuk mengetahui kandungan pH, BOD, COD, Zat Tersuspensi (TSS), Amonia Total NH3-N, serta minyak & lemak disetiap bak pada IPAL yang dihasilkan dan mengevaluasikan kelayakan proses dan kondisi eksisting IPAL sapi pada Rumah Potong Hewan (RPH). Penelitian ini berlokasi di Rumah Potong Hewan (RPH) Gadang Kabupaten, Kegiatan di lokasi studi dilaksanakan pada waktu tengah malam. Dari pukul 23:00 WIB sampai dini hari pukul 04:00 WIB. Kegiatan yang dilakukan di lokasi berupa, penyembelihan hewan ternak, pembersihan karkas, pengulitan, serta pengangkutan daging untuk siap dipasarkan. Penanganan limbah cair di RPH Kota Malang menggunakan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), di dalam IPAL terdapat 6 bak pengolahan yaitu bak pemisah lemak, bak ekualisasi, bak pengendapan awal, bak pengendapan akhir, bak penyaringan dan bak disinfektan. Data yang digunakan oleh penulis adalah data primer, dengan menghitung sesuai baku mutu yaitu kadar BOD, COD, TSS, Minyak dan Lemak, NH3-N serta pH pada IPAL. Kemudian dibandingkan dengan standar baku mutu air limbah dalam peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 02 Tahun 2006. Dilanjutkan hasil proyeksi debit 10 tahun kedepan dengan memprediksi efektifitas daya tampung IPAL. Debit yang dihasilkan pada saat proses pemotongan tersebut sekitar ±158,014 m3/hari dengan jumlah pemotongan per unit sapi sekitar 4,515 m3/ekor/hari sebanyak ±35ekor/hari. Setelah melalui pengolahan IPAL, limbah cair menuju outlet dan dialirkan ke sungai yang berada ±200 m dari lokasi RPH. Setelah dilakukan perhitungan untuk tampungan debit yang berada di IPAL Rumah Potong Hewan diperkirakan sudah mencukupi untuk jumlah debit yang keluar untuk 10 tahun kedepan. Dimana jumlah debit sapi harian yang diperkiran untuk debit tahun terbesar pada tahun 2012 adalah 4,515 m3/hari/ekor dan hasil tersebut digunakan sebagai acuan untuk debit 2018-2027 dengan debit 4,515 m3/hari/ekor. Debit tersebut melebihi batas maksimum volume air limbah untuk sapi yaitu 1,5 m3/ekor/hari yang telah diatur dalam Permen LH No.02 tahun 2006. Pengurangan Efisiensi Dari Inlet Sampai Outlet pada IPAL, pada Sal. Input, bak pengendapan dan disinfektan terdapat dua parameter yang masih diambang batas Baku Mutu air yaitu parameter Minyak & Lemak dan COD disebabkan karena parameter yang masih belum bisa terurai. Hal ini dikarenakan pada bak pengendap tidak ada alat atau desain yang digunakan untuk mengurangi kadar parameter tersebut dan tidak efektifnya bak pemisah lemak. Untuk mengoptimalkan proses pengolahan, kondisi eksisting perlu dilakukan perbaikan atau perluasan pada bak minyak dan lemak agar kinerja bak selanjutnya bekerja maksimal dan juga mengalihfungsikan bak disinfektan dikarenakan sudah ada bak biofilter yang fungsinya lebih efisien dan tampungan lebih luas.