Daftar Isi:
  • Kota Kupang merupakan merupakan pusat kegiatan perekonomian di wilayah Provinsi NTT. Hal ini dapat dilihat dari semakin maraknya pembangunan gedunggedung bertingkat, pertokoan dan perkantoran di Kota Kupang. Maraknya pembangunan yang terjadi akan menambah tingkat resiko terjadi kebakaran. Bahaya kebakaran selalu mengancam karena kebakaran dapat terjadi kapan saja dan tak ada yang bisa memprediksikannya (Saraswati, 2017). Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang mencatat dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017, telah terjadi 276 bencana kebakaran yang terjadi di Kota Kupang dengan total kerugian akibat kebakaran mencapai Rp 85,138 miliar. Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah, ditemukan bahwa jumlah pos pemadam pemadam kebakaran di Kota Kupang masih minim yaitu berjumlah 1 (satu) pos pemadam kebakaran yang berpengaruh terhadap jangkauan pos pemadam sehingga penanggulangan kebakaran terlambat. Jumlah pos pemadam kebakaran yang tidak sebanding dengan kebutuhan akan pelayanannya mengakibatkan upaya penanggulangan menjadi terhambat dan terlambat. (M. Bagir, 2009). Keterlambatan pemadam kebakaran akan mengakibatkan kerugian yang semakin besar. Analisis yang digunakan adalah analisis resiko bencana untuk mengetahui tingkat resiko kebakaran gedung dan permukiman di Kota Kupang dengan mempertimbangkan parameter bahaya dan kerentanan. Parameter kerentanan terbagi kembali dalam kerentanan fisik, kerentanan sosial dan kerentanan ekonomi. Seluruh parameter tersebut dihitung dengan sistem skoring. Hasil akhir dari proses skoring adalah klasifikasi tingkat risiko bencana kebakaran permukiman. Tingkat risiko bencana dibagi menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu risiko tinggi, risiko sedang, dan risiko rendah. Analisis berikutnya merupakan analisis deskriptif untuk menjelaskan pelayanan pemadam kebakaran dalam melayani Kota Kupang. Selain itu, digunakan pula analisis jaringan untuk mengetahui skala pelayanan pos pemadam kebakaran dalam waktu 5 menit. Analisis berikutnya merupakan analisis overlay. Analisis overlay digunakan untuk mencari lokasi optimal untuk penambahan pos pemadam kebakaran agar dapat melayani daerah dengan tingkat resiko kebakaran sedang dan tinggi. Berdasarkan hasil analisa risiko bencana terdapat 5 kelurahan yang memiliki tingkat resiko kebakaran tinggi dengan total luas 889 Ha dan 12 kelurahan yang memiliki tingkat resiko kebakaran sedang dengan total luas 2.624 Ha. Saat ini Kota Kupang memiliki 1 pos pemadam kebakaran atau sekitar 5,9% dari kebutuhan pos pemadam dan 6 buah armada mobil pemadam kebakaran atau sekitar 15% dari kebutuhan armada yang dibutuhkan. Dibutuhkan 17 pos pemadam kebakaran dan 40 unit mobil armada kebakaran untuk memenuhi standar kebutuhan di Kota Kupang. Dibutuhkan penambahan pos pemadam kebakaran sebanyak 4 pos pemadam kebakaran untuk dapat melayani daerah yang masuk dalam wilayah dengan tingkat resiko kebakaran sedang dan tinggi dalam waktu 5 menit.