Pengaruh Holdmelt Time Terhadap Kekerasan dan Mikrostruktur Pada Recycling Velg
Main Author: | Adiguna, Ilham |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/162338/1/Ilham%20Adiguna.pdf http://repository.ub.ac.id/162338/ |
Daftar Isi:
- Pada era saat ini sektor bidang industri manufaktur di Indonesia berkembang dengan cepat, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pertumbuhan indeks produksi industry pada tahun 2010 hingga 2016 mengalami peningkatan sebesar 29,19% sehingga sektor bidang industri manufaktur bergantung pada persediaan bahan baku. Sekitar 64% dari total industri di Indonesia masih mengandalkan bahan baku import untuk mendukung proses produksi (Kementerian Perindustrian, 2014). Aluminium adalah material yang paling sering digunakan dalam proses manufaktur seperti pengecoran, permesinan, dan pembentukan. Aluminium dipilih karena mempunyai titik lebur yang relatif rendah yaitu pada suhu 660°C, lebih rendah jika dibandingkan dengan besi atau baja. Proses memproduksi aluminium bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara mengkonversi bauksit dan proses recycling (daur ulang). Recyclingmerupakan proses dimana bahan baku yang terbuat dari bahan-bahan bekas dilebur kembali menjadi ingot untuk proses produksi selanjutnya. Untuk meningkatkan hasil peleburan yang bagus adalah dengan salah satu parameter yaitu holdmelt time. Holdmelt time adalah penahanan waktu pada suhu tertentu pada saat logam cair. Dalam penelitian ini hal yang diamati adalah pengaruh holdmelt time terhadap kekerasan dan mikrostruktur pada recycling velg. Dengan waktu holdmelt selama 20 menit, 30 menit, 40 menit, 50 menit, dan 60 menit. Bahan yang digunakan adalah velg mobil. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lamanya waktu holding maka menyebabkan ukuran butir yang terbentuk semakin kecil. Nilai kekerasan pada paduan Al- Si daur ulang velg akan semakin meningkat dengan seiringnya penambahan waktu holding yang dilakukan pada saat peleburan. Terjadi penurunan nilai kekerasan dan ukuran butir karena adanya gas hidrogen yang terlarut pada saat peleburan logam.