Ketersediaan Air Pada Daerah Krisis Air (Studi Kasus Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timu

Main Author: Tanjung, Anisa
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/162309/1/ANISA%20TANJUNG.pdf
http://repository.ub.ac.id/162309/
Daftar Isi:
  • Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kecamatan yang mengalami krisis air bersih pada musim kemarau. Sumber penyedia air baku di Kecamatan Ngluyu menggunakan air tanah freatik melalui sumur. Ketersediaan air tanah freatik dipengaruhi oleh curah hujan. Selain itu, Wilayah Ngluyu masih belum terdapat jaringan perpipaan PDAM. Penelitian ini dilakukan untuk memperkirakan kebutuhan air dan ketersediaan air di Kecamatan Ngluyu dari tahun 2016 sampai dengan 2035. Analisa kebutuhan air dilakukan untuk mengetahui kebutuhan domestik, non domestik, dan kebutuhan air irigasi. Pertama, menemukan nilai proyeksi penduduk dari tahun 2016 hingga tahun 2035 menggunakan metode arirmatik, geometrik, dan eksponensial. Hasil nilai proyeksi penduduk digunakan untuk menemukan kebutuhan domestik dan non domestik di Kecamatan Ngluyu. Kemudian, menemukan nilai kebutuhan irigasi menggunakan standar SNI 19-6728.1-2002. Terakhir, menjumlah total nilai kebutuhan sektor domestik, non domestik dan air irigasi. Metode yang digunakan untuk menemukan nilai ketersediaan air mengunakan metode neraca air model Thornthwaite and Mather, dari neraca air dapat diketahui kondisi surplus, defisit, runoff, nilai ketersediaan air, dan tingkat kekeringan di Kecamatan Ngluyu. Dari nilai runoff yang dikalikan dengan luas wilayah Ngluyu akan diperoleh nilai Ketersediaan air di Kecamatan Ngluyu. Hasil dari penelitian ini diperoleh nilai kebutuhan air dan nilai ketersediaan air di Kecamatan Ngluyu. Nilai Kebutuhan air di wilayah Ngluyu pada tahun 2016 sebesar 3.364,11 lt/dtk dengan persentase terlayani 36%, sedang pada tahun 2035 meningkat sebesar 5.049,70 lt/dtk dengan persentase terlayani 90%. Nilai ketersediaan air di tahun 2016 hingga tahun 2035 sebesar 7.277.135.572 m3/thn atau 230.757 lt/dtk (dengan asumsi selama 20 tahun, luasan tutupan lahan dianggap konstan)