Studi Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Margasari Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur

Main Author: Azzhura, Fahrunnisa
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/162303/1/Fahrunnisa%20Azzhura.pdf
http://repository.ub.ac.id/162303/
Daftar Isi:
  • Untuk mengetahui kelayakan bangunan IPAL Margasari dalam mengelola limbah domestik, maka perlu adanya suatu penelitian tentang evaluasi instalasi pengolahan air limbah di Kelurahan Margasari ini. Evaluasi tersebut dapat dilihat dari parameter yang dikandung pada inlet, outlet, dan pada tiap bak IPAL, apakah sudah memenuhi baku mutu sebelum dibuang ke sungai. Sebab hal tersebut dapat berguna untuk menganalisis kinerja masing-masing bangunan dan menentukan desain dari bangunan IPAL yang tepat didasarkan pada air limbah yang masuk agar unit pengolah limbah mampu bekerja secara efektif. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi pada IPAL Margasari untuk jangka waktu 10 tahun yang akan datang lebih tepatnya pada tahun 2026. Dari hasil survei data diperoleh bahwa kapasitas rencana untuk IPAL Margasari adalah sebesar 972 m3/hari. Kapasitas tampungan rencana IPAL Margasari ini tidak efektif untuk menampung debit pada tahun 2026 sebesar 1015,014 m3/hari. Permasalahan lain timbul yaitu lama waktu pengoperasian pompa aerator untuk bak equaliasasi dan bak aerasi yang dilakukan hanya 6 jam dalam sehari dengan jeda selama 3 jam. Diindikasikan bahwa tidak dilakukan kesesuaian pengoperasian pompa aerator untuk waktu yang telah ditentukan pada bak equalisasi maupun aerasi maka terjadi kenaikan kadar effluent IPAL Margasari pada hasil akhir keluaran air limbah. Hasil dari evaluasi IPAL Margasari adalah analisa penurunan effisiensi kualitas effluent IPAL Margasari, yang terdiri dari 4 parameter uji yaitu BOD, COD, NH3, dan TSS. Berdasarkan Perda Provinsi Kalimantan Timur No. 02 Tahun 2011, parameter COD mengalami kenaikan kadar melebihi batas baku mutu air limbah. Dan dari perhitungan evaluasi diketahui bahwa waktu tinggal air limbah pada bak equalisasi adalah 3 jam tidak sesuai dengan ketentuan yaitu 4-8 jam. Sementara pengoperasian pompa aerator didasarkan pada banyaknya suplai oksigen maksimum dalam 1 hari dengan kapasitas aerator 2,2 kw adalah sebesar 53,618 kg yang mana lebih besar dari kapasitas rencana oksigen yang dibutuhkan yaitu sebesar 53,481 kg. Sehingga, lama waktu pengoperasia aerator pada bak equalisasi adalah sebanyak 12 jam dalam satu kali suplai oksigen. Jika dibandingkan dengan bak aerasi, waktu tinggal air limbah pada bak aerasi sudah memenuhi kriteria yang ada yaitu 14-16 jam per hari.